IOWA, KOMPAS.com - Donald Trump meraih kemenangan gemilang dalam pemilihan presiden putaran pertama Partai Republik tahun 2024 di Iowa pada Senin (15/1/2024).
Ia menegaskan kekuasaannya atas partai tersebut di negara bagian itu, meskipun menghadapi sejumlah tuntutan pidana saat Trump berupaya untuk bertanding ulang dengan Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden.
Gubernur Florida Ron DeSantis (45) berada jauh di belakang di posisi kedua, mengungguli mantan Duta Besar AS Nikki Haley (51) ketika mereka berjuang untuk menjadi alternatif utama selain Trump.
Baca juga: Joe Biden Serang Habis-habisan Trump Jelang Pilpres AS
Trump (77) menang dengan selisih yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemilu Partai Republik di Iowa, memperkuat argumennya bahwa pencalonannya sudah pasti mengingat keunggulan besarnya dalam jajak pendapat nasional.
Lantas, apa tanggapan Trump terkait hasil kaukus Capres Partai Republik di Iowa ini?
"TERIMA KASIH IOWA, AKU MENCINTAIMU SEMUA!!!" tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social.
Menurut Edison Research, dengan 95 persen suara yang diharapkan dihitung, Trump memperoleh 51 persen, sementara DeSantis memperoleh 21 persen dan Haley 19 persen.
Margin kemenangan terbesar untuk kaukus Partai Republik Iowa adalah 12,8 poin persentase untuk Bob Dole pada tahun 1988.
Pengusaha Vivek Ramaswamy mengakhiri pencalonannya sebagai presiden setelah memperoleh sedikit di bawah 8 persen suara pada Senin dan mendukung Trump dalam pidatonya di hadapan para pendukungnya.
Jika Trump meraih suara di atas 50 persen, dan menang lebih banyak dibandingkan gabungan seluruh pesaingnya, hal ini akan semakin melemahkan argumen lawan-lawannya bahwa upayanya untuk meraih nominasi bisa saja gagal.
Baca juga: Trump Dilarang Ikut Pilpres AS 2024 di Colorado
Hasil ini mencerminkan bahwa popularitas Trump di kalangan pemilih Partai Republik masih luar biasa. Bahkan setelah ia dua kali menghadapi pemakzulan, dituduh terlibat dalam penyerangan Capitol AS pada 6 Januari 2021, menyimpan dokumen rahasia setelah meninggalkan Gedung Putih, dan memalsukan catatan terkait pembayaran uang tutup mulut kepada bintang porno.
Nyatanya, sebagaimana diberitakan Kantor berita Reuters, lebih dari 60 persen pemilih Partai Republik yang mengikuti kaukus menganggap Trump akan tetap layak menjabat sebagai presiden meskipun terbukti bersalah melakukan kejahatan.
Menurut jajak pendapat Edison, Trump mendominasi secara keseluruhan.
Ia memenangkan mayoritas di antara laki-laki dan perempuan, di antara mereka yang menganggap dirinya sangat konservatif, agak konservatif dan independen, maupun di antara mereka yang lulus kuliah dan mereka yang tidak.
Trump menangkap mayoritas anggota Partai Republik yang menempatkan imigrasi sebagai perhatian utama mereka –dan mayoritas dari mereka yang mengatakan perekonomian menjadi kekhawatiran utama.