Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Sandera di Kerusuhan Penjara Ekuador Dibebaskan

Kompas.com - 14/01/2024, 22:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

QUITO, KOMPAS.com - Sebanyak 136 sipir dan pekerja administrasi yang disandera selama kerusuhan penjara di Ekuador telah dibebaskan pada Sabtu (13/1/2024) malam.

Diketahui, hampir 180 sipir dan pegawai negeri disandera oleh narapidana yang melakukan kerusuhan setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa melancarkan tindakan keras militer terhadap kelompok kriminal minggu ini.

Akibat tindakan militer tersebut memicu konfrontasi mematikan dengan geng narkoba di negara Amerika Selatan tersebut.

Baca juga: Seperti Ini Pengakuan Warga Ekuador atas Kengerian di Kotanya

"Protokol keamanan dan kerja sama polisi dan tentara nasional memungkinkan pembebasan seluruh sandera yang ditahan di berbagai penjara di seluruh negeri," kata otoritas penjara SNAI dalam pernyataannya di media soaial X, dikutip dari AFP pada Minggu (14/1/2024).

Gambar yang disiarkan oleh polisi menunjukkan para sipir, banyak yang menangis, kelelahan dan mendapat dukungan dari rekan-rekan mereka tak lama setelah mereka dibebaskan.

"Kami dibebaskan. Syukurlah kami semua keluar dengan selamat," kata seorang sipir penjara dalam sebuah video yang diposting di media sosial, sambil mengibarkan bendera Ekuador dan berdiri di depan salah satu penjara di Provinsi Cotopaxi selatan.

Sebelumnya pada hari Sabtu, 41 sandera telah dibebaskan, termasuk 24 sipir dan 17 pegawai administrasi.

Noboa merayakan rilis terbaru dalam sebuah postingan di media sosial X.

"Selamat atas kerja patriotik, profesional dan berani dari angkatan bersenjata, polisi nasional dan SNAI. Untuk mencapai pembebasan sipir dan staf administrasi yang ditahan di pusat penahanan Azuay, Canar, Esmeraldas, Cotopaxi, Tungurahua, El Oro dan Loja," tulisnya.

Baca juga: Presiden Kerahkan 22.400 Tentara untuk Hancurkan Geng Bersenjata di Ekuador

Ekuador umumkan keadaan darurat

Keadaan darurat itu dipicu oleh pelarian salah satu bos geng narkoba paling kuat di negara itu, Jose Adolfo Macias, yang dikenal dengan nama samaran "Fito", yang mengepalai geng utama negara "Los Choneros", dari penjara Guayaquil.

Kerusuhan meletus di lima penjara dan serangan terhadap pasukan keamanan setelah pelariannya.

Setidaknya 19 orang tewas dalam kekerasan tersebut, termasuk warga sipil, penjaga penjara (sipir) dan polisi dalam seminggu terakhir, menurut otoritas SNAI.

Pihak berwenang menyatakan delapan anggota geng tewas dan 27 tahanan yang melarikan diri ditangkap kembali.

SNAI menyatakan akan menyelidiki penyebab dan pihak yang bertanggung jawab atas kerusuhan di penjara tersebut.

Sementara itu, ratusan personel militer dan polisi telah dikerahkan untuk memburu Fito sejak Senin, sementara Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat nasional selama 60 hari dan memberlakukan patroli malam hari.

Negara tetangganya, Kolombia, yang merupakan produsen kokain terbesar di dunia, menempatkan tentaranya dalam siaga tinggi pada hari Jumat atas kemungkinan Fito dapat melintasi perbatasan ke wilayahnya.

Ekuador yang pernah menjadi benteng perdamaian antara produsen kokain utama, kini terjerumus ke dalam krisis.

Baca juga: Presiden Noboa: Ekuador Sedang Berperang Melawan Kartel Narkoba

Setelah bertahun-tahun melakukan ekspansi oleh kartel transnasional yang menggunakan pelabuhannya untuk mengirimkan narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com