Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Pengakuan Warga Ekuador atas Kengerian di Kotanya

Kompas.com - 12/01/2024, 16:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber BBC

QUITO, KOMPAS.com - Warga Ekuador merasa terguncang dengan kekacauan di negaranya. Meski banyak tempat usaha tutup, ada beberapa yang berusaha tetap buka.

Seperti dilakukan oleh Dina Moreno. Dia menjual aksesori ponsel di pasar terbesar di Guayaquil.

Dia seperti banyak pemilik kios lainnya, memberanikan diri membuka bisnisnya untuk kembali bekerja.

Baca juga: Presiden Kerahkan 22.400 Tentara untuk Hancurkan Geng Bersenjata di Ekuador

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini," kenang dia dikutip dari BBC pada Jumat (12/1/2024).

"Ketika kami melihat apa yang terjadi di stasiun TV dan kami mendengar suara tembakan, semua orang menjadi takut dan mulai menutup toko mereka dan berusaha pulang," ungkap dia.

Sekolah-sekolah di kota tersebut masih ditutup setelah terjadi tindak kekerasan dari geng bersenjata.

Dina harus membawa anaknya bekerja karena jika tidak berjualan maka akan kehilangan penghasilannya.

Kisah serupa juga terjadi di tempat lain di pasar tersebut.

Namun, momok kekerasan geng narkoba masih ada. Salah satu pedagang, Jorge, mengatakan bahwa para pemilik kios saling mengawasi satu sama lain di bawah tenda putih pasar yang besar.

Baca juga: Presiden Noboa: Ekuador Sedang Berperang Melawan Kartel Narkoba

Mereka mengawasi jika ada tanda-tanda terjadinya suatu masalah atau kembalinya orang-orang bersenjata ke jalan.

"Saya tidak takut mati. Saya hanya ingin melihat perdamaian kembali di Ekuador," harapnya.

Namun berbeda yang dialami oleh Andres. Ia adalah termasuk di antara 178 staf penjara yang kebanyakan dari mereka adalah penjaga yang masih disandera oleh geng tersebut.

"Satu-satunya informasi yang kami dapatkan adalah dari para penjaga yang berhasil keluar. Hanya mereka yang memberi tahu kami bahwa kerabat kami baik-baik saja," katanya.

Pemerintah menegaskan bahwa negaranya kini terlibat perang dengan geng-geng bersenjata dan tidak mau mundur dalam menghadapi intimidasi, baik dari dalam maupun luar penjara.

"Penyanderaan adalah bagian buruk dari perang," kata Presiden Daniel Noboa minggu ini.

Namun hal ini tidak memberikan kenyamanan bagi Andres, yang menuduh pemerintah lalai.

Kini, ratusan anggota geng bersenjata telah ditahan polisi. Meskipun jalan-jalan di Guayaquil kosong saat malam, pada siang hari jalanan menjadi lebih sibuk karena orang-orang datang dan pergi melakukan aktivitas normal mereka.

Baca juga: Kerusuhan Ekuador: Apa yang Terjadi, Siapa Adolfo Macias yang Kabur dari Penjara?

Seiring berlalunya hari dari pengalaman paling mengerikan dalam sejarah, Ekuador mulai terlihat kembali normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com