Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel: Tak Ada yang Bisa Hentikan Perang, Termasuk Mahkamah Internasional

Kompas.com - 14/01/2024, 17:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AP News

YERUSALEM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa perang ini tidak bisa dihentikan siapa pun, termasuk Mahkamah Internasional.

Demikian diungkapkan Netanyahu dalam pidatonya pada hari Sabtu (13/1/2024), saat perang di Jalur Gaza mendekati hari ke-100, dikutip dari AP News pada Minggu (14/1/2024).

Bahkan ketika PM Israel berbicara di Mahkamah Internasional di Den Haag menyatakan tuduhan Afrika Selatan bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina, Israel menolak tuduhan tersebut.

Baca juga: 100 Hari Menandai Perang Israel-Hamas, Simak 7 Rangkuman Ini

Israel juga menganggap tuduhan itu sebagai fitnah.

Sedangkan Afrika Selatan meminta pengadilan internasional tersebut untuk memerintahkan Israel menghentikan serangan udara dan daratnya sebagai langkah sementara.

"Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag, dan tidak ada orang lain," kata Netanyahu dalam pidatonya di televisi pada Sabtu malam.

Kasus yang diajukan ke pengadilan dunia tersebut diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun, namun keputusan mengenai langkah-langkah sementara mungkin akan diambil dalam beberapa minggu.

Keputusan pengadilan mengikat tetapi sulit untuk ditegakkan. Netanyahu menjelaskan bahwa Israel akan mengabaikan perintah untuk menghentikan pertempuran, sehingga berpotensi memperdalam isolasinya.

Selain iu, Israel juga semakin mendapat tekanan internasional untuk mengakhiri perang tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 23.000 warga Palestina di Gaza.

Baca juga: Israel Bunuh 3 Orang di Tepi Barat Usai Serang Permukiman Yahudi

Bahkan menyebabkan penderitaan yang luas di daerah kantong yang terkepung tersebut, meski sejauh ini terlindung oleh dukungan diplomatik dan militer AS.

Sementara ribuan orang turun ke jalan di Washington, London, Paris, Roma, Milan dan Dublin pada hari Sabtu untuk menuntut diakhirinya perang.

Para pengunjuk rasa yang berkumpul di Gedung Putih mengangkat poster yang mempertanyakan kelayakan Presiden Joe Biden sebagai calon presiden karena dukungannya yang kuat terhadap Israel selama perang.

Sedangkan Israel berpendapat bahwa mengakhiri perang berarti kemenangan bagi Hamas yang menguasai Gaza sejak 2007 dan bertekad menghancurkan Israel.

Dampak yang lebih besar dari perang ini adalah pengadilan dunia pada minggu ini mendengarkan argumen mengenai keluhan Afrika Selatan terhadap Israel.

Afrika Selatan menyebutkan angka kematian dan penderitaan di kalangan warga sipil Gaza melonjak, serta komentar-komentar yang menghasut dari para pemimpin Israel, sebagai bukti dari apa yang mereka sebut sebagai niat genosida.

Dalam argumen balasan pada hari Jumat, Israel meminta agar kasus tersebut dianggap tidak ada gunanya.

Baca juga: Ini Pembelaan Israel dalam Sidang Genosida di Mahkamah Internasional

Pembela Israel berpendapat bahwa negara tersebut mempunyai hak untuk melawan musuh yang kejam.

Dan bahwa Afrika Selatan hampir tidak menyebut nama Hamas, atau Afrika Selatan mengabaikan apa yang Israel anggap sebagai upaya untuk mengurangi kerugian sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com