Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Singapura Imbau Pekerja Migran Tak Berpolitik dan Waspada Penipuan

Kompas.com - 19/12/2023, 20:04 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Dalam rangka perayaan Hari Migran Internasional yang jatuh setiap 18 Desember, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura menyelenggarakan acara temu ramah dengan Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada Minggu (17/12/2023) di Ruang Nusantara.

Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo menyapa lebih dari 300 PMI yang hadir.

Dalam sambutannya, Dubes yang akrab dipanggil Mas Tommy itu menyampaikan bahwa kontribusi pekerja migran terhadap perekonomian Singapura cukup signifikan.

Baca juga: KBRI Singapura Gelar Diskusi Keamanan ASEAN di Bintan

Kehadiran asisten rumah tangga (ART) domestik perempuan menyumbang sekitar 2,6 miliar dollar AS (Rp 40,34 triliun) ke perekonomian Singapura.

Di Tanah Air, data remitansi sumbangan devisa PMI Singapura ke Indonesia pada 2022 mencapai 607 juta dollar AS (sekitar Rp 9,4 miliar).

Lebih jauh Dubes Tommy mengimbau kepada PMI yang hadir untuk senantiasa menjaga kesehatan, mengisi hari libur dengan kegiatan yang bermanfaat, menghormati dan menaati peraturan Singapura, dan terus menjaga nama baik Indonesia.

Larangan berpolitik pilpres di Singapura

Dubes Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo bersama dengan lebih dari 300 Pekerja Migran Indonesia di acara peringatan Hari Migran Internasional di KBRI Singapura, Minggu (17/12/2023).KBRI SINGAPURA Dubes Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo bersama dengan lebih dari 300 Pekerja Migran Indonesia di acara peringatan Hari Migran Internasional di KBRI Singapura, Minggu (17/12/2023).
KBRI Singapura dalam acara ini menggandeng Kepolisian Singapura (SPF) untuk memberikan penyuluhan berbagai topik mulai dari waspada penipuan (scam alert), selalu cek dan ricek seandainya mendapatkan SMS/pesan WhatsApp yang mengarah kepada penipuan, bahaya melakukan tindakan terorisme seperti melakukan donasi ke kelompok terorisme, dan menjaga ketertiban umum, termasuk yang terkait dengan Public Order Act atau Undang-Undang Keamanan Publik Singapura (PoA).

PoA merupakan Undang-Undang Singapura yang mengatur ketertiban berkumpul di ruang publik, termasuk larangan melakukan kegiatan yang berbau politik, seperti melayangkan dukungan terhadap kelompok tertentu.

PoA juga memberikan wewenang penuh kepada Kepolisian Singapura untuk mengambil keterangan bagi siapapun tanpa terkecuali yang dinilai melakukan pelanggaran.

Dalam sesi tanya jawab dengan SPF, hadir seorang Pekerja Migran berinisial W yang sempat dipanggil SPF untuk dimintai keterangan terkait unggahannya di media sosial.

Saat itu, W memakai kaos salah satu pasangan calon presiden untuk pemilihan presiden (pilpres) 2024. Tindakan berpolitik ini termasuk dalam pelanggaran Pasal 16 PoA hukum Singapura.

Baca juga: KBRI Singapura Jadi Tuan Rumah, ASEAN Gala Night 2023 Tampilkan Budaya Negara Anggota

W, yang telah bekerja di Singapura lebih dari 15 tahun, mengakui ia tidak mengetahui yang dilakukannya bisa membuatnya dipanggil pihak berwajib untuk dimintai keterangan.

Berdasarkan pengalamannya, W mengimbau rekan PMI untuk berhati-hati karena tindak tanduk yang dilakukan bisa mengganggu tujuan utama bekerja di Singapura, yaitu mencari penghidupan yang lebih baik bagi keluarga di Tanah Air.

Hadir juga sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Panitia Pemilih Luar Negeri (PPLN) Singapura yang memberikan paparan serba-serbi Pemilu di Singapura yang akan diselenggarakan pada 11 Februari 2024 di KBRI Singapura.

Atase Keuangan KBRI Singapura Heru Hardjanto juga memaparkan tentang sosialisasi aturan terbaru barang kiriman PMI yakni PMK 141/2023 tentang Ketentuan Impor Barang Pekerja Migran Indonesia.

Dengan estimasi sekitar 140.000 PMI, Singapura menjadi salah satu negara penerima PMI terbesar. Jumlah ini didominasi asisten rumah tangga.

KBRI Singapura saat ini tengah mendorong diversifikasi pengiriman tenaga kerja dengan mengirimkan pekerja terampil ke Singapura. Hal ini dimulai di sektor kesehatan, yaitu perawat.

Sejak bulan Juni 2023, dengan didukung Kementerian Ketenagakerjaan RI, sebanyak 60 perawat lulusan D3 dan S1 telah bekerja di sejumlah rumah sakit milik Pemerintah Singapura.

Diharapkan, jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kebutuhan Singapura terhadap tenaga kerja terampil, terutama di sektor kesehatan.

Baca juga: Garuda Indonesia Gelar Travel Fair Pertama di KBRI Singapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com