Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosovo Tuding Serbia Berencana Caplok Wilayah Utaranya

Kompas.com - 02/10/2023, 21:54 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PRISTINA, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Kosovo Albin Kurti pada Senin (2/10/2023) menuduh Serbia berusaha mencaplok wilayah utara negaranya yang mayoritas berpenduduk Serbia.

Dia pun menuding bahwa bentrokan mematikan yang terjadi baru-baru ini adalah bagian dari rencana tersebut.

Pada akhir September lalu, sekitar 30 orang bersenjata dilaporkan terlibat dalam baku tembak dengan polisi Kosovo di sebuah desa di Kosovo utara. Bentrokan itu menewaskan satu orang polisi.

Baca juga: Rusia Sebut Ketegangan di Kosovo Berpotensi Berbahaya

Ini adalah salah satu eskalasi paling serius dalam beberapa tahun terakhir antara polisi dari etnis Albania yang merupakan penduduk mayoritas di Kosovo dan anggota etnis minoritas Serbia.

Tiga orang bersenjata Serbia juga dilaporkan tewas dalam baku tembak selama berjam-jam di desa Banjska setelah mereka menyergap sebuah patroli dan kemudian membarikade diri mereka sendiri di sebuah biara Ortodoks di dekat perbatasan utara dengan Serbia.

Kurti mengatakan, Polisi Kosovo menyita dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa serangan "teroris" terhadap polisi di Banjska merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk mencaplok bagian utara Kosovo melalui serangan yang terkoordinasi terhadap puluhan posisi di daerah tersebut.

"Membangun sebuah koridor ke Serbia akan menyusul untuk memungkinkan pasokan senjata dan pasukan," tulisnya di X, sebagaimana dikutip dari AFP.

Setelah bentrokan tersebut, pihak berwenang Kosovo mengumpulkan para tersangka, menahan tiga orang yang diduga bersenjata dan menyita sebuah gudang senjata yang menurut mereka dapat mempersenjatai ratusan orang.

Baca juga: Kosovo Bergejolak, NATO Terjunkan Pasukan Tambahan

Amerika Serikat (AS) pada Jumat (29/9/2023) mendesak Serbia untuk menarik apa yang dikatakannya sebagai penumpukan militer yang besar di perbatasan dengan Kosovo, menyusul serangan di Banjska.

Sementara itu, menanggapi situasi panas di perbatasan Kosovo-Serbia, Inggris mengatakan akan mengirim pasukan untuk bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin NATO di sana.

Setelah itu, pemerintah Kosovo memamerkan persenjataan dan peralatan yang besar, serta menuduh pemerintah di Beograd mendukung insiden tersebut.

Pada Jumat lalu, Milan Radoicic, wakil presiden Serb List, partai politik utama Serbia Kosovo, mengundurkan diri setelah mengakui mengorganisir kelompok bersenjata tersebut.

Namun, ia membantah menerima bantuan dari Serbia.

Bentrokan pada tanggal 24 September hanyalah yang terbaru dalam daftar panjang insiden di bagian utara Kosovo yang bermasalah sejak Pristina mendeklarasikan kemerdekaannya dari Beograd pada tahun 2008.

Serbia dan sekutu-sekutu utamanya, China dan Rusiatelah menolak untuk mengakui langkah tersebut.

Meskipun sudah bertahun-tahun pembicaraan yang disponsori oleh Uni Eropa antara kedua belah pihak untuk menormalkan hubungan, tidak banyak kemajuan yang dicapai.

Hubungan antara mayoritas etnis Albania di Kosovo dan minoritas Serbia tetap tegang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com