Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoroti "Epidemi Kudeta" di Afrika Barat dan Tengah

Kompas.com - 31/08/2023, 17:40 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Kudeta lain di Afrika, yang terjadi hanya lima minggu setelah Presiden Niger Mohamed Bazoum disandera oleh pasukan pengawal presidennya sendiri, menimpa Presiden Gabon Ali Bongo.

Dia mendapati dirinya ditahan di kediamannya sendiri.

Sebuah pernyataan mendadak di televisi nasional pada Rabu (30/8/2023) dini hari, yang menyatakan bahwa Bongo adalah pemenang pemilu pekan lalu, lantas diikuti beberapa menit kemudian oleh siaran kejutan kedua: sekelompok tentara mengumumkan perebutan kekuasaan di negara bekas jajahan Perancis tersebut.

Baca juga: Kudeta Gabon Akhiri 55 Tahun Kekuasaan Keluarga Presiden Bongo

Di kemudian hari, rekaman kerumunan orang yang merayakannya muncul setelah junta baru mencabut pemadaman internet yang diberlakukan oleh rezim Bongo pada malam pemungutan suara. Pemadaman tersebut dipertahankan selama penghitungan suara yang disebut tidak jelas.

Kepala negara yang digulingkan pun muncul dalam sebuah video online yang dikirim dari tempat pengasingannya.

Tampak bingung, ia meminta dalam bahasa Inggris kepada teman-temannya di luar untuk "membuat keributan", dengan harapan bahwa tekanan dari luar dapat membalikkan kudeta yang mengejutkan ini.

Namun seperti dikutip dari laporan Yahoo News,  penggulingan Bazoum pada tanggal 26 Juli di Niger memberikan banyak peringatan bahwa "epidemi kudeta" di Afrika Barat dan Tengah belum berakhir.

Pada bulan Januari tahun lalu, Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore digulingkan tentara, yang kemudian digulingkan rekan-rekannya yang berpangkat lebih rendah pada tanggal 30 September, hanya delapan bulan kemudian.

Dan sebelumnya pada 2021, ada dua kudeta di Afrika Barat. Pada bulan Mei, Kolonel Assimi Goita, yang telah melakukan pengambilalihan kekuasaan oleh militer sebelumnya di Mali, melakukan kudeta kedua untuk menegaskan kembali kekuasaannya.

Baca juga: Dari Mali sampai Gabon, Ini 8 Kudeta di Afrika dalam 3 Tahun Terakhir

Banyak orang di Mali menyambut baik kudeta yang dilakukan oleh Kolonel Assimi Goita

Kemudian pada bulan September, pasukan khusus Guinea bertempur masuk ke istana Sekhoutoureyah di Conakry untuk menahan Presiden Alpha Conde.

Ada pula di Chad di mana setelah kematian orang kuat lama Idriss Deby Itno dalam pertempuran pada April 2021, dewan militer turun tangan untuk memastikan suksesi putranya dan melanjutkan rezim.

Apa yang sebenarnya terjadi di Afrika Barat dan Tengah dan khususnya di bekas jajahan Perancis?

Enam tahun yang lalu, kepergian penguasa Gambia yang kalah dalam pemilu, Yahya Jammeh, ke pengasingan membuat setiap negara di Afrika Barat berada di bawah pemerintahan konstitusional multi-partai.

Di bagian tengah benua ini, beberapa rezim otoriter masih bertahan, tetapi era pengambilalihan kekuasaan oleh militer tampaknya sudah lama berlalu.

Namun, dalam tiga tahun terakhir telah terjadi tujuh kudeta di lima negara, ditambah dengan pengambilalihan kekuasaan oleh militer yang bersenjata lengkap di Chad.

Baca juga: UPDATE Kudeta Militer Gabon, Presiden Ali Bongo Dipensiunkan

Ada beberapa faktor umum yang terkait kondisi di mana para tentara merasa mereka dapat bertindak dengan kekebalan hukum yang relatif.

Kudeta juga seringkali terjadi dengan dukungan dari sebagian besar penduduk perkotaan, terutama kaum muda yang frustrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com