WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan akan meluncurkan serangkaian inisiatif bersama di bidang teknologi, pendidikan, dan pertahanan.
Para pemimpin negara-negara tersebut akan berkumpul di Camp David pada Jumat (18/8/2023).
Meskipun pertemuan itu tidak mungkin menghasilkan pengaturan keamanan formal yang mengikat kedua negara untuk saling mempertahankan diri, mereka akan menyetujui dan saling pengertian mengenai tanggung jawab regional.
Baca juga: China Minta Filipina Bersama-sama Redakan Ketegangan di Laut China Selatan
Dilansir dari Reuters, ketiga negara juga akan membuat jalur komunikasi tiga arah untuk berkomunikasi pada saat krisis.
Presiden AS Joe Biden juga mengundang rekan-rekannya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, ke tempat peristirahatan kepresidenan bertingkat di Pegunungan Catoctin, Maryland.
Negara-negara Asia pun berupaya memperbaiki hubungan diplomatik mereka yang compang-camping dalam menghadapi ancaman regional yang lebih besar, yang ditimbulkan oleh kebangkitan China dan Korea Utara.
Pertemuan ini akan menandai pertemuan pertama yang diharapkan oleh para pejabat AS sebagai pertemuan tahunan antara para pemimpin ketiga negara tersebut, yang akan meresmikan hubungan dan kerja sama mereka.
Korea Selatan dan Jepang mengadakan KTT gabungan pertama mereka dalam 12 tahun terakhir pada bulan Maret ini.
Mereka telah mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan setelah bertahun-tahun perselisihan, termasuk beberapa yang terkait dengan pendudukan Jepang pada tahun 1910-1945 di Korea.
Washington memiliki pengaturan pertahanan kolektif formal dengan Tokyo dan Seoul secara terpisah, tetapi menginginkan kedua negara tersebut bekerja sama lebih erat untuk memperkuat kepentingan AS di kawasan Pasifik.
Baca juga: Wapres Taiwan Sowan ke AS, China Intimidasi dengan Latihan Militer
"Kami mengantisipasi beberapa langkah yang akan membawa kita lebih dekat dalam bidang keamanan," kata salah satu pejabat AS. "Hal itu akan menambah keamanan kolektif kita."
KTT ini juga diharapkan dapat menghasilkan sebuah pernyataan bersama antara kedua negara yang mencakup beberapa bahasa yang menyuarakan keprihatinan tentang keinginan China untuk mengubah status Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.