Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Menlu China Dicopot | Kudeta Niger

Kompas.com - 31/07/2023, 06:51 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Kabar Dunia Sepekan kali ini mencakup berita dicopotnya Qin Gang dari jabatan Menteri Luar Negeri China setelah hilang sebulan, dan terjadinya kudeta di Niger.

Sementara itu Perancis diguncang ketegangan baru usai polisi di Marseille ditahan, kemudian Taliban disebut melakukan "kunjungan tak resmi" ke Indonesia pada awal Juli 2023.

Berikut adalah rangkuman Kabar Dunia Sepekan selama Senin (24/7/2023) hingga Minggu (30/7/2023).

Baca juga: Mengapa Kudeta Niger Bisa Terjadi?

1. Perancis Diguncang Ketegangan Baru Setelah Polisi di Marseille Ditahan

Penahanan seorang polisi Perancis di Kota Marseille memicu kontroversi baru pada Senin (24/7/2023).

Sebelumnya, Perancis telah diguncang oleh kerusuhan selama lebih dari seminggu yang dimulai bulan lalu karena kematian Nahel M (17) di tangan polisi.

Remaja itu ditembak dalam proses pemeriksaan lalu lintas di Nanterre, pinggiran Kota Paris. Petugas tersebut telah didakwa dan dipenjara menjelang persidangan.

Baca selengkapnya di sini.

2. Hilang Sebulan, Qin Gang Dicopot dari Jabatan Menlu China

Pemerintah China mencopot Qin Gang dari jabatan Menteri Luar Negeri dan menggantinya dengan pendahulunya yaitu Wang Yi.

“Badan legislatif tinggi China menunjuk Wang Yi sebagai Menteri Luar Negeri … saat mengadakan sesi pada Selasa (25/7/2023),” lapor kantor berita Xinhua.

"Qin Gang dicopot dari jabatan Menteri Luar Negeri." Pengumuman itu keluar setelah sebulan Qin Gang hilang.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Profil Qin Gang, Menteri Luar Negeri yang Hilang dan Dipecat China

3. Anggota Taliban Lakukan "Kunjungan Tak Resmi" ke Indonesia pada Awal Juli 2023

Kementerian Luar Negeri RI pada Selasa (25/7/2023) mengatakan, anggota Taliban dari pemerintahan Afghanistan melakukan "kunjungan tak resmi" ke Indonesia pada awal Juli 2023.

Pemerintahan Taliban yang merebut kembali kekuasaan Afghanistan pada Agustus 2021 berupaya menguatkan pengakuannya di seluruh dunia, termasuk mendekati Indonesia untuk meningkatkan hubungan politik dan ekonomi.

Namun, Indonesia belum mengakui legitimasi Pemerintah Taliban di Afghanistan sejak berkuasa lagi dua dekade setelah pasukan pimpinan AS menggulingkan rezim mereka.

Baca selengkapnya di sini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com