Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 dari 4 Warga Australia Percaya China Bisa Jadi Ancaman Militer 20 Tahun Mendatang

Kompas.com - 21/06/2023, 21:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

CANBERRA, KOMPAS.com - Tiga dari empat warga Australia percaya kemungkinan China akan menjadi ancaman militer bagi Australia dalam dua dekade mendatang.

Meski begitu mayoritas mengatakan Australia harus tetap netral jika terjadi konflik antara China dan Amerika Serikat.

Hal ini jadi hasil jajak pendapat baru, yang dikutip dari Guardian.

Baca juga: Hasil Positif Uji Coba Kerja 4 Hari Seminggu di Australia

Jajak pendapat Lowy Institute tahun 2023, yang mensurvei lebih dari 2.000 orang Australia pada bulan Maret tentang berbagai masalah, juga menemukan 44 persen orang Australia melihat China sebagai lebih dari mitra ekonomi.

Sementara 52 persen melihat negara itu lebih dari ancaman keamanan, atau turun 11 poin dari presentase tahun lalu.

Lebih dari enam dari 10 warga Australia melihat prospek konflik militer antara AS dan China atas Taiwan sebagai ancaman kritis, hampir dua kali lipat proporsinya pada tahun 2020.

Jajak pendapat tersebut juga menemukan bahwa 82 persen warga Australia melihat aliansi dengan AS sebagai sangat penting atau cukup penting bagi keamanan negara, turun lima poin dari rekor tertinggi tahun lalu.

Tetapi juga ditemukan bahwa 74 persen orang Australia berpikir aliansi dengan AS membuat Australia lebih mungkin terseret ke dalam perang di Asia.

Proporsi orang Australia yang menganggap China sangat atau agak mungkin akan menjadi ancaman militer bagi Australia dalam 20 tahun ke depan sekarang mencapai 75 persen, 30 poin lebih tinggi daripada tahun 2018.

Ketika ditanya bagaimana tanggapan Australia jika China menginvasi Taiwan, 80 persen mendukung penerimaan pengungsi Taiwan ke Australia dan 76 persen mendukung penerapan sanksi ekonomi dan diplomatik terhadap China.

Baca juga: Australia Batasi Lagi Jam Kerja Mahasiswa Asing Mulai 1 Juli , Pelajar Indonesia Terdampak

Hanya 42 persen yang mendukung pengiriman personel militer Australia ke Taiwan untuk membantu mempertahankannya dari China.

Jajak pendapat itu dilakukan dengan latar belakang hubungan diplomatik yang stabil antara Australia dan China, menurut Ryan Neelam, direktur opini publik dan program kebijakan luar negeri Lowy Institute.

Dia mengatakan bahwa tiga tahun terakhir memang menjadi waktu yang suram untuk hubungan Australia dengan China, tapi Australia telah melihat secercah harapan.

“Penurunan jumlah yang melihat China sebagai ancaman keamanan tahun ini mungkin mencerminkan bahwa orang memperhatikan cara hubungan Australia dan China menjadi stabil,” katanya.

Baca juga: Pejabat Australia Tak Diizinkan Miliki Pin Perak dari Presiden Jokowi

“Warga Australia sadar dan mereka memperhatikan apa yang dikatakan para pemimpin politik, dan sejak pemerintah Albanese terpilih, Beijing menjadi lebih berdamai daripada tahun-tahun sebelumnya dan itu menurunkan suhu hubungan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com