Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa China dan AS Belum Sepakat Pulihkan Kontak Militer?

Kompas.com - 21/06/2023, 15:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

TAIPEI, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menyelesaikan kunjungan yang diawasi ketat ke Beijing di mana dia dan Presiden Xi Jinping berjanji untuk menstabilkan hubungan AS-China yang sedang terpuruk.

Meski begitu, China menolak permintaan terbesar AS: memulihkan kontak militer kedua negara.

Blinken, seperti dikutip dari Associated Press, mengatakan dia mengangkat masalah komunikasi militer berulang kali tetapi ditolak oleh China.

Baca juga: Hasil Pertemuan Blinken-Xi Jinping, AS dan China Sepakati Hal Ini

“Sangat penting bahwa kita memiliki komunikasi semacam ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus berupaya pulihkan komunikasi.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Presiden Joe Biden telah sering menelepon China selama beberapa bulan terakhir untuk membangun kembali saluran komunikasi militer dengan AS.

Mengapa China Hentikan Komunikasi Militer?

China menangguhkan kontak reguler dengan militer AS Agustus lalu setelah Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Kunjungan dianggap menantang prinsip Beijing bahwa negara lain harus menahan diri dari pertukaran resmi dengan Taiwan yang berpemerintahan sendiri, yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri.

Tapi masalahnya sudah ada bahkan sebelum kunjungan Pelosi.

AS mengatakan China telah menolak atau gagal menanggapi lebih dari selusin permintaan dari Departemen Pertahanan untuk dialog tingkat atas sejak 2021.

Baca juga: Pria dengan Kapak Serang 3 Restoran China di Selandia Baru

Mengapa AS Ingin Pulihkan Kontak Militer?

AS dan negara-negara lain mengkhawatirkan potensi kecelakaan yang melibatkan militer AS dan China yang dapat lepas kendali.

Dalam beberapa bulan terakhir, karena ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat karena berbagai masalah, termasuk dugaan balon mata-mata China di atas wilayah AS, ada beberapa kapal dan pesawat militer China dan AS yang nyaris bertabrakan.

Pada awal Juni, sebuah kapal perang China tiba-tiba memotong di depan kapal perusak AS di Selat Taiwan, memaksanya untuk melambat untuk menghindari benturan.

Beberapa hari sebelumnya, sebuah jet tempur China terbang di depan sebuah pesawat perang AS di atas Laut China Selatan dalam manuver yang digambarkan AS sebagai hal agresif yang tidak perlu.

Baca juga: Di Beijing, Blinken: China Janji Tak Akan Kirim Senjata ke Rusia

Washington ingin menghindari insiden seperti yang terjadi pada tahun 2001, ketika sebuah pesawat Angkatan Laut AS dan jet pencegat China bertabrakan di pulau Hainan China, yang menyebabkan kematian pilot China dan pesawat AS terpaksa melakukan pendaratan darurat di Hainan tanpa persetujuan China.

“Hal terpenting bagi pihak AS adalah menghindari kecelakaan ini,” kata Li Nan, peneliti senior tamu yang meneliti kebijakan militer China di National University of Singapore.

China mengaitkan penolakannya untuk memulai kembali komunikasi militer dengan sanksi yang dijatuhkan oleh Washington, kemungkinan merujuk pada sanksi terhadap menteri pertahanannya, Li Shangfu.

Itu adalah bagian dari paket tindakan luas terhadap Rusia, sebelum invasi ke Ukraina, yang diberlakukan pada 2018 atas keterlibatan Li dalam pembelian pesawat tempur dan rudal anti-pesawat China dari Moskwa.

“Pihak AS pasti menyadari mengapa ada kesulitan dalam pertukaran kontak militer," kata Yang Tao, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri China yang mengawasi urusan Amerika Utara, selama pengarahan hari Senin setelah kunjungan Blinken.

Baca juga: Blinken Akhirnya Bertemu Xi Jinping Sebelum Tinggalkan China

“Salah satu alasannya adalah sanksi sepihak terhadap pihak China. Mereka pertama-tama perlu menghilangkan hambatan dan menciptakan kondisi untuk kerja sama militer-ke-militer," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Global
Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Global
Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Global
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

Global
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com