Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Minta China Tarik Pasukan di Perbatasan Himalaya

Kompas.com - 28/04/2023, 15:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan kepada Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu, bahwa penempatan militer di perbatasan Himalaya yang disengketakan dapat merusak hubungan kedua negara.

Dia pun menyerukan penarikan pasukan demi menjaga perdamaian dan ketenangan.

Hubungan antara kedua kekuatan Asia itu sudah tegang sejak terjadi bentrokan di dataran tinggi Himalaya yang menewaskan 20 tentara India dan empat tentara China pada Juni 2020.

Baca juga: Mengenal Oven Roket, Solusi Pemanas di Kawasan Dingin Himalaya

Kedua negara sejak itu menyiagakan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan, yang tetap bertahan meskipun telah dilakukan 18 putaran pembicaraan antara pejabat tinggi militer India-China.

Singh mengadakan pembicaraan dengan Li Shangfu pada Kamis (27/4/2023), menjelang pertemuan para menteri pertahanan dari Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), yang diketuai India pada tahun ini.

"Dia (Singh) menegaskan kembali bahwa pelanggaran perjanjian yang ada telah mengikis seluruh dasar hubungan bilateral dan panarikan di perbatasan secara logis akan diikuti dengan de-eskalasi," jelas Kementerian Pertahanan India, dikutip dari AFP.

India mewaspadai meningkatnya ketegasan militer China dan perselisihan atas perbatasan bersama mereka sepanjang 3.500 kilometer menjadi sumber ketegangan abadi.

China dilaporkan telah mengeklaim semua negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut India, menganggapnya sebagai bagian dari Tibet, dan keduanya berperang di perbatasan pada tahun 1962.

Baca juga:

Beijing dan New Delhi secara teratur saling menuduh mencoba merebut wilayah di sepanjang pembagian tidak resmi mereka, yang dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual.

Bentrokan pada 2020 di sepanjang perbatasan barat yang memisahkan Tibet dari negara bagian Ladakh di India menyebabkan kemunduran tajam hubungan kedua negara, dengan masing-masing mengirimkan bala bantuan besar ke daerah tersebut.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan secara online pada Jumat (28/4/2023), Li mengatakan bahwa situasi di perbatasan stabil.

“Kami berharap kedua belah pihak dapat bekerja sama untuk terus meningkatkan rasa saling percaya,” tambah pernyataan tersebut.

India saat ini memegang jabatan presiden bergilir SCO, sebuah forum yang didirikan pada tahun 2001 yang juga di antaranya mencakup Rusia dan Pakistan, menyaingi institusi Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com