KYIV, KOMPAS.com - Sekutu NATO dan negara-negara mitra telah mengirimkan lebih dari 98 persen kendaraan tempur yang dijanjikan ke Ukraina selama invasi dan perang Rusia.
Ini disampaikan kepala aliansi militer itu pada Kamis (27/4/2023).
Hal ini dapat memberikan bantuan yang lebih besar kepada Kyiv karena berencana meluncurkan serangan balasan.
Baca juga: NATO Sudah Kirim 98 Persen Kendaraan Tempur yang Dijanjikan ke Ukraina
Dilansir dari Associated Press, bersama dengan lebih dari 1.550 kendaraan lapis baja, 230 tank dan peralatan lainnya, sekutu Ukraina telah mengirimkan sejumlah besar amunisi.
Mereka juga melatih dan memperlengkapi lebih dari sembilan brigade baru Ukraina, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Lebih dari 30.000 tentara diperkirakan membentuk brigade baru.
Beberapa negara mitra NATO, seperti Swedia dan Australia, juga telah menyediakan kendaraan lapis baja.
“Ini akan menempatkan Ukraina pada posisi yang kuat untuk terus merebut kembali wilayah yang diduduki,” kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussel.
Komentarnya muncul sehari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia dan pemimpin China Xi Jinping mengadakan panggilan telepon panjang dan bermakna.
Panggilan ini jadi kontak pertama mereka yang diketahui sejak invasi skala penuh Rusia lebih dari setahun yang lalu.
Baca juga: Lavrov Sebut UE Jadi Organisasi Militeristik, Tak Jauh Beda dengan NATO
Meskipun Zelensky mengatakan dia terdorong para pejabat Barat yang menyambut baik langkah Xi, hal itu tampaknya tidak meningkatkan prospek perdamaian.
Rusia dan Ukraina berjauhan dalam hal perdamaian, dan Beijing, sambil ingin memposisikan dirinya sebagai kekuatan diplomatik global, telah menolak untuk mengkritik invasi Moskwa.
Pemerintah China melihat Rusia sebagai sekutu diplomatik dalam menentang pengaruh AS dalam urusan global, dan Xi mengunjungi negara itu bulan lalu.
Stoltenberg mengatakan 31 sekutu NATO berkomitmen untuk menopang militer Ukraina, menambahkan bahwa mengambil kembali tanah yang diduduki pasukan Kremlin akan memberi Kyiv posisi negosiasi yang lebih kuat jika pembicaraan damai terjadi.
Para pejabat Ukraina mengatakan tawaran China sangat membesarkan hati.
Perdana Menteri Denys Shmyhal pada hari Kamis menggambarkan panggilan antara Xi dan Zelenskyy sebagai sangat produktif.
Baca juga: AS dan NATO Waspadai Penggunaan Nuklir Taktis Rusia dalam Perang Ukraina
“Saya yakin ini adalah awal yang baik untuk hubungan kita di masa depan,” kata Shmyhal setelah mengunjungi Paus Fransiskus di Vatikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.