Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-Korea Selatan Sepakati Deklarasi Washington, Terjunkan Kapal Selam Bersenjata 80 Hulu Ledak Nuklir

Kompas.com - 27/04/2023, 19:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.comAS dan Korea Selatan pada Rabu (26/4/2023) mengumumkan kesepakatan bernama Deklarasi Washington.

Deklarasi Washington diumumkan saat Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol melakukan kunjungan kenegaraan di Gedung Putih.

Dilansir dari Anadolu Agency, Deklarasi Washington merupakan bentuk komitmen “Negeri Paman Sam” dan “Negeri Ginseng” dalam perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik.

Baca juga: AS dan NATO Waspadai Penggunaan Nuklir Taktis Rusia dalam Perang Ukraina

“Termasuk sejumlah langkah yang kami ambil bersama adalah kelanjutan dari tujuan dasar itu,” bunyi pernyataan yang dikutip Anadolu Agency.

Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah Washington akan mengirim kapal selam bersenjata nuklir ke Seoul. Ini merupakan pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.

“Amerika Serikat berkomitmen untuk melakukan segala upaya untuk berkonsultasi dengan ROK (nama resmi Korea Selatan) tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir di Semenanjung Korea, konsisten dengan kebijakan deklaratif Peninjauan Postur Nuklir AS,” bunyi pernyataan itu.

“Dan sekutu akan memelihara infrastruktur komunikasi yang kuat untuk memfasilitasi konsultasi ini,” sambungnya.

Sementara itu, Yoon menegaskan kembali komitmen lama Korea Selatan terhadap Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, menurut deklarasi tersebut.

Baca juga: Barat Protes Rusia Kerahkan Senjata Nuklir di Belarus, Kremlin: Mereka Berlebihan

Yoon dan Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan pembentukan Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) terbaru.

NCG diklaim memiliki tujuan untuk memperkuat pencegahan, membahas perencanaan nuklir dan strategis, serta mengelola ancaman terhadap “rezim nonproliferasi” yang merujuk kepada Korea Utara.

Dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih, AS kembali menegaskan bahwa setiap serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap Korea Selatan akan langsung direspon oleh Washington.

Pernyataan itu juga mencatat bahwa komitmen AS untuk memperluas pencegahan acnaman ke Korea Selatan didukung oleh berbagai kemampuan AS, termasuk nuklir.

“Ke depan, AS akan lebih meningkatkan visibilitas reguler aset strategis ke Semenanjung Korea, sebagaimana dibuktikan dengan kunjungan mendatang kapal selam rudal balistik nuklir AS ke ROK, dan akan memperluas dan memperdalam koordinasi antara militer kita,” kata pernyataan itu.

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Drone Bawah Laut Berkemampuan Nuklir

Mampu bawa 80 hulu ledak nuklir

CNN melaporkan, Angkatan Laut AS memiliki 14 kapal bersenjata nuklir kelas Ohio. Delapan di antaranya berbasis di Negara Bagian Washington dan enam bermarkas di Negara Bagian Georgia.

Masing-masing kapal selam kelas Ohio dapat membawa maksimal 20 rudal balistik Trident II.

James Martin Center for Nonproliferation Studies memperkirakan, setiap rudal Trident II dapat membawa empat hulu ledak nuklir.

Baca juga: Kremlin Kritik NATO Soal Pengerahan Nuklir Taktis ke Belarus: Merekalah yang Ekspansi

Itu berarti, jika kapal selam tersebut diberi muatan 20 rudal balistik Trident II dan setiap rudalnya dijejali hulu ledak nuklir secara maksimal, maka satu kapal selam kelas Ohio bisa membawa 80 hulu ledak nuklir.

Rudal Trident II memiliki jangkauan 7.400 kilometer. Dengan kata lain, rudal ini mampu mencapai target di Korea Utara dari Samudera Pasifik, Samudera Hindia, atau Arktik.

Dengan kata lain, satu kapal selam bersenjata nuklir kelas Ohio dapat menghancurkan seluruh Korea Utara.

Baca juga: Rusia Resmi Akan Tempatkan Senjata Nuklir Taktis di Belarus, Jadi Dekat NATO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Global
Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Global
Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Global
Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Global
Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Global
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Global
ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

Global
Lai Ching-te Dilantik Jadi Presiden Taiwan, Desak China Hentikan Intimidasi

Lai Ching-te Dilantik Jadi Presiden Taiwan, Desak China Hentikan Intimidasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com