LAASCAANOOD, KOMPAS.com – Sedikitnya 20 orang tewas di wilayah Somaliland dalam bentrokan antara pengunjuk rasa anti-pemerintah dan pasukan keamanan selama beberapa hari.
Jumlah korban tewas tersebut diinformasikan oleh seorang dokter di rumah sakit umum, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (1/1/2023).
Selama lebih dari sepekan, polisi dan militer telah memerangi para pengunjuk rasa di Laascaanood.
Baca juga: Bocah Laki-laki Tewas di Tengah Bentrokan Suporter Maroko dengan Perancis
Laascaanood adalah kota di timur Somaliland yang dipersengketakan antara Somaliland dan Puntland, salah satu daerah semi-otonom Somalia.
Mohamed Farah, seorang dokter di Rumah Sakit Laascaanood, mengatakan kepada Reuters bahwa sedikitnya 20 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Dia mengaku bahwa dia telah melihat jenazah-jenazah korban dibawa ke fasilitas tersebut.
Para pengunjuk rasa menuntut Somaliland menyerahkan kendali Kota Laascaanood ke Puntland dan juga menuduh pasukan keamanan gagal mengakhiri ketidakamanan di kota itu.
Baca juga: China Lockdown Kota Zhengzhou Usai Bentrokan Massa dan Polisi di Pabrik iPhone
“Somaliland secara paksa menduduki Laascaanood dan gagal mengamankannya. Kami menuntut mereka hengkang,” kata Adaan Jaamac Oogle, juru bicara pengunjuk rasa kepada Reuters.
“Kami tidak bisa menoleransi pertumpahan darah warga sipil yang terus berlanjut,” sambung Oogle.
Juru bicara kepolisian tidak segera menanggapi telepon dari Reuters yang meminta komentar.
Somaliland memisahkan diri dari Somalia pada 1991 tetapi belum mendapatkan pengakuan internasional yang luas atas kemerdekaannya.
Sebagian besar wilayah Somaliland cenderung damai, sementara Somalia bergulat dengan perang saudara selama 30 tahun.
Wakil Presiden Puntland Ahmed Elmi Osman Karash menuduh pasukan keamanan melakukan kekerasan.
“Apa yang dilakukan tentara Somaliland adalah pembantaian warga sipil,” kata Karash kepada Reuters melalui telepon.
Menteri Informasi Somaliland Salebaan Ali Koore mengimbau para pengunjuk rasa dalam sebuah pernyataan untuk menghentikan demonstrasi mereka dan memulai negosiasi dengan pemerintah.
Baca juga: Bentrokan Pecah di Peru antara Polisi dan Pengunjuk Rasa yang Menuntut Presiden Castillo Mundur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.