Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Messi Dipakaikan Jubah Saat Terima Trofi Piala Dunia, Apa Tujuannya?

Kompas.com - 19/12/2022, 11:05 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

DOHA, KOMPAS.com - Ini adalah momen ikonik yang akan hidup selamanya dalam sejarah Piala Dunia dan citra Timur Tengah.

Lionel Messi dipanggil ke atas panggung untuk mengangkat trofi yang telah dia damba-dambakan di sepanjang kariernya yang cemerlang dan tiada tandingannya.

Di ujung lain podium ada rekan-rekan satu timnya di Timnas Argentina, siap untuk berpesta setelah mengalahkan Perancis melalui adu penalti di salah satu babak final paling hebat yang pernah disaksikan.

Baca juga: Kemeriahan Pesta Rakyat di Buenos Aires Rayakan Argentina Juara Piala Dunia 2022, Ratusan Ribu Orang Turun ke Jalan

Messi berjabat tangan dengan presiden Fifa Gianni Infantino dan Sheikh Tamim dari Qatar, yang dengan main-main dua kali menepuk-nepuk kepala pemain berusia 35 tahun itu.

Messi kemudian dipakaikan jubah bisht sebelum berjoget dan mengangkat trofi Piala Dunia 2022.

Bisht adalah jubah tradisional untuk pria yang populer di dunia Arab.

Itu tidak hanya menjadi momen berkesan bagi Messi, tetapi juga Qatar yang pada hari nasionalnya, menutup Piala Dunia pertama yang diselenggarakan di negara Muslim.

Barangkali merupakan suatu kehormatan besar bagi Messi untuk mengenakan pakaian khas Arab, namun sebagian orang memandangnya sebagai tidak sopan dan mencederai hari yang telah dia tunggu-tunggu.

Baca juga: Ketika Fans Piala Dunia Terbuka Matanya Soal Islam saat Kunjungi Qatar...

Tujuan Messi dipakaikan jubah kemungkinan adalah karena Qatar ingin memperkenalkan  budayanya lebih luas.

Sheikh Tamim berkata di Twitter, "Kami telah memenuhi janji kami untuk menyelenggarakan kejuaraan yang luar biasa dari negara-negara Arab".

"Ini memberikan kesempatan bagi orang-orang di seluruh dunia untuk belajar tentang kekayaan budaya kami dan orisinalitas nilai-nilai kami."

Terkait pertandingan: mimpi jadi kenyataan

Kemenangan dalam laga final Piala Dunia 2022 nyaris tidak terjadi untuk Argentina.

Kylian Mbappe yang brilian tidak sudi membiarkan Argentina menang begitu saja.

Dia mencetak hat-trick untuk Prancis – yang pertama di final Piala Dunia sejak Sir Geoff Hurst dari Inggris pada tahun 1966 – tetapi orang-orang Argentina selalu percaya mendiang Diego Maradona mengawasi mereka.

Pada akhirnya, harapan dan impian Messi dan seluruh Argentina akhirnya terwujud menjadi kenyataan di Stadion Lusail yang meriah.

Lagu yang telah berkumandang di berbagai penjuru Qatar dan di kampung halaman di Argentina itu dimainkan sekali lagi.

Lagu yang menyatakan Don Diego menyaksikan dari langit, "menyemangati Lionel, dan menjadi juara lagi, dan menjadi juara lagi".

Baca juga: Argentina Vs Perancis dan Soundtrack Piala Dunia yang Jadi Karya Cipta Paling Indah

'Muchachos' adalah cover lagu dari band Argentina La Tosca, dengan lirik yang diterjemahkan sebagai: "Kawan-kawan, kita punya harapan lagi".

Luka selama lebih dari tiga dekade hilang dalam sekejap ketika skuad Lionel Scaloni, yang dipimpin oleh Messi, merayakan kemenangan Piala Dunia mereka yang ketiga, setelah 1978 dan 1986, di babak final keenam mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Global
Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com