Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Penjara Filipina Gali Lubang 40x60 Meter di Kompleks Tahanan, Klaim untuk Cari Harta Karun

Kompas.com - 26/11/2022, 19:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Kepala penjara Filipina bernama Gerald Bantag menggali lubang menganga sedalam 60 meter dan selebar 40 meter di kompleks tahanan.

Bantag sedang diselidiki terkait tuduhan memerintahkan pembunuhan seorang jurnalis.

Ia juga mengeklaim, lubang besar di samping rumahnya di kompleks penjara Manila itu bukan terowongan pelarian bagi narapidana, tetapi untuk scuba diving.

Baca juga: Akhir Tragis “Manusia Lubang”, Pria Pribumi Terakhir Salah Satu Suku Asli Amazon

Lubang menganga itu ditemukan setelah ia diskors sebagai direktur jenderal Biro Pemasyarakatan Filipina.

Polisi menuduh Bantag memerintahkan pembunuhan penyiar radio terkemuka Percival Mabasa, yang ditembak mati di luar rumahnya di Manila pada Oktober 2022.

Bantag membantah terlibat dalam pembunuhan itu, dan masih bebas karena jaksa belum punya cukup bukti untuk menuntutnya. Namun, kepada media lokal Bantag mengakui bahwa lubang tersebut digali atas perintahnya.

Bantag menambahkan, dia adalah penyelam scuba dan ingin membuat kolam renang terdalam di Manila, menurut siaran wawancaranya pada awal November, dikutip dari kantor berita AFP.

Akan tetapi, sudah ada kolam renang lain sepanjang sekitar 25 meter yang terletak hanya beberapa meter dari lubang itu.

Bantag membantah lubang tersebut dirancang sebagai terowongan pelarian bagi narapidana Penjara New Bilibid yang penuh sesak, dan luas tanahnya dihuni bekas rumah Bantag.

Menteri Kehakiman Filipina Crispin Remulla pekan lalu mengatakan, Bantag memberitahunya bahwa dia sedang mencari harta karun dongeng yang dicuri dari sekitar Asia Tenggara oleh pasukan Jepang dalam Perang Dunia II dan dikabarkan dikubur di Filipina.

"Dia bilang itu perburuan harta karun... Saya menyuruhnya untuk menghentikannya," kata Remulla.

Baca juga: Selingkuh dengan Istri Tetangga, Kuli Bangunan Bikin Terowongan Bawah Tanah

Bantag diangkat sebagai kepala penjara pada September 2019 oleh presiden Filipina saat itu, Rodrigo Duterte.

Ketika AFP mengunjungi bekas rumah Bantag pada Rabu (23/11/2022), seorang penjaga keamanan bersenjata yang mengenakan kaus hitam bergambar daun ganja bersama sekelompok personel berpakaian santai menjaga tempat itu.

Mereka berkata, ular sanca kuning yang tampaknya hewan peliharaan, masih merayap di sekitar ruang bawah tanah rumah dua lantai yang terletak di lahan penjara seluas 400 hektare.

Bantag juga diduga menyimpan kuda yang biasa dia tunggangi bersama tahanan, kata Sonny Del Rosario, kepala kantor informasi publik Biro Pemasyarakatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com