Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu XI Jinping, Kanselir Jerman Minta China Tekan Rusia untuk Akhiri Perang

Kompas.com - 05/11/2022, 12:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BEIJING, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak China menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina, selama pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping di Beijing.

Scholz mengatakan kedua negara telah sepakat bahwa ancaman nuklir Rusia "tidak bertanggung jawab dan sangat berbahaya".

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-254 Serangan Rusia ke Ukraina: Jokowi Sebut Putin Belum Pasti Datang KTT G20, Warga Kherson Disingkirkan

Sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai, Presiden China telah menolak untuk mengecam “operasi militer” pasukan Vladimir Putin.

Namun Xi Jinping mengatakan komunitas global harus mendukung upaya untuk mengakhiri krisis secara damai dan menentang penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir, kata laporan China sebagaimana dilansir BBC pada Jumat (4/11/2022).

Adapun dalam laporan kesimpulan kedua pemimpin, Kementerian Luar Negeri China tidak mengutip Presiden Xi yang menggunakan kata-kata "tidak bertanggung jawab" atau "sangat berbahaya".

Kunjungan Kanselir Jerman ke China yang kontroversial berlangsung singkat, hanya 11 jam.

Perjalanan itu telah memicu kekhawatiran di Jerman dan di tempat lain di Eropa, setelah pemimpin China baru-baru ini memperkuat cengkramannya pada kekuasaan.

Scholz menjadi pemimpin Barat pertama yang melakukan perjalanan ke Beijing sejak pandemi global dan yang pertama bertemu Presiden Xi sejak dia mempererat cengkramannya pada kekuasaan di Kongres Nasional Partai Komunis China bulan lalu.

Banyak orang di Eropa, termasuk anggota pemerintahan Scholz sendiri, yang mempertanyakan waktu yang dipilih untuk mengadakan kunjungan ini.

Pengkritiknya khawatir, kehadiran pemimpin Jerman itu akan meningkatkan reputasi domestik Xi yang semakin otoriter.

Namun kanselir Jerman, seperti pendahulunya Angela Merkel, berpendapat bahwa masalah global hanya dapat diselesaikan melalui kerjasama dengan China.

Pertemuan tatap muka, katanya, memfasilitasi diskusi, bahkan tentang isu-isu yang sangat tidak disetujui oleh kedua negara.

“Kami akan mencari kerja sama yang menjadi kepentingan bersama kami, tetapi kami tidak akan mengabaikan kontroversi ... Ketika saya melakukan perjalanan ke Beijing sebagai kanselir Jerman, saya melakukannya juga sebagai orang Eropa,” ujar Kanselir Olaf Scholz sebelumnya.

Baca juga: Media Rusia: PBB Ragu Pembicaraan Damai Perang Ukraina Digelar di KTT G20 Bali

Jadi apa yang telah dia capai?

Ada pengakuan bersama bahwa saat ini adalah masa-masa sulit; Presiden Xi menyatakan keinginannya untuk bekerja sama di tengah "perubahan zaman yang penuh gejolak".

Ada kesepakatan untuk terus berdialog- tentang perang di Ukraina, ketahanan pangan dan energi global, perubahan iklim dan pandemi global.

Scholz juga mengulangi posisi Jerman di Taiwan, bahwa setiap perubahan status quo harus damai dan dengan kesepakatan bersama, dan hak asasi manusia harus dilindungi, terutama yang berkaitan dengan minoritas di Xinjiang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com