KYIV, KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi "mewarnai" perang Rusia-Ukraina hari ke-254 pada Jumat (4/11/2022).
Ini termasuk Presiden Jokowi menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin belum memutuskan apakah akan hadir atau tidak dalam KTT G20 di Bali karena perang masih berkecamuk di Ukraina.
Selain itu, ribuan warga di Kota Kherson, Ukraina selatan diperintahkan oleh Putin untuk disingkirkan.
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraian hari ke-254 yang dapat Anda simak:
Presiden Jokowi mengatakan, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin belum memutuskan apakah dia akan menghadiri KTT G20 bulan ini karena perang berkecamuk di Ukraina.
Pertemuan pemimpin negara anggota G20 telah dibayangi oleh invasi Rusia ke Ukraina dengan kedua belah pihak masih terus bertempur di lapangan tanpa perubahan signifikan.
Jokowi mengatakan bahwa Putin mengatakan kepadanya melalui telepon pada Rabu (2/11/2022) bahwa kehadirannya pada pertemuan dua hari di pulau resor Bali belum jelas.
"Dia (Putin) ingin hadir tetapi tidak dapat memutuskan saat ini," kata Widodo dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat.
Dilansir dari AFP, mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Jumat mencerca ribuan warga negaranya yang melarikan diri dari Rusia setelah Moskwa mengirim pasukan ke Ukraina.
Dia mencela mereka sebagai "pengkhianat pengecut".
Dalam sebuah posting media sosial pada Hari Persatuan Rusia, Medvedev yang kini menjadi Wakil Ketua Keamanan Rusi mengatakan bahwa Rusia "lebih kuat dan lebih bersih" tanpa mereka.
Hari Persatuan Rusia adalah hari libur yang diperkenalkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 2005 untuk merayakan kemenangan 1612 atas invasi pasukan Polandia.
"Pengkhianat pengecut dan pembelot serakah melarikan diri ke negeri yang jauh. Biarkan tulang mereka membusuk di tempat asing," ucap Medvedev di Telegram.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Jumat meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan pengiriman biji-bijian yang aman dari Ukraina untuk mencegah krisis kelaparan.
"Saya mendesak presiden Rusia untuk tidak menolak memperpanjang perjanjian gandum yang akan berakhir dalam beberapa hari," katanya kepada wartawan dalam kunjungan ke Beijing, China.
"Kelaparan tidak boleh digunakan sebagai senjata," tambah dia.
Rusia dan Turkiye telah mencapai kesepakatan untuk mengirimkan gandum secara gratis ke negara-negara yang membutuhkan.
Ini termasuk Djibouti, Somalia dan Sudan.
Hal itu diutarakan oleh Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Jumat.
Presiden Rusia Vladimir Putin, kata Erdogan, "menyampaikan kepada saya selama percakapan telepon, bahwa kami harus mengirim gandum gratis ke negara-negara termasuk Djibouti, Somalia dan Sudan. Kami telah setuju akan hal itu".
Dia menambahkan, dengan Putin, dirinya juga sepakat akan membahas isu pasokan gandum ini pada KTT G20 di Indonesia.
"Kami akan memastikan bahwa pengiriman biji-bijian mencapai semua negara yang membutuhkan, terutama Somalia, Djibouti dan Sudan, yang sedang berjuang dengan krisis pangan dan kelaparan yang serius," jelas dia.