Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkalan Angkatan Laut Sevastopol Diserang, Rusia Hentikan Ekspor Gandum Ukraina

Kompas.com - 30/10/2022, 16:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

KYIV, KOMPAS.com - Rusia mengatakan akan menarik diri dari kesepakatan ekspor gandum Ukraina yang ditengahi PBB setelah serangan ke pangkalan angkatan laut Sevastopol oleh pesawat tak berawak udara dan bawah laut Kyiv pada dini hari Sabtu (29/10/2022) pagi.

Media sosial menunjukkan rekaman ledakan baik di dekat dan di pelabuhan Crimea, dan kementerian pertahanan Rusia mengatakan telah terjadi serangan oleh “sembilan kendaraan udara tak berawak dan tujuh drone laut otonom” yang dimulai pada pukul 4.20 pagi.

Dilansir dari Guardian pada Sabtu (29/10/2022), seorang juru bicara kementerian awalnya mengatakan kapal penyapu ranjau Ivan Golubets mengalami kerusakan kecil dalam insiden itu.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-248 Serangan Rusia ke Ukraina: Duel Artileri di Selatan, Sevastopol Diserang Drone

Namun, ada spekulasi langsung oleh sumber-sumber Rusia dan Ukraina bahwa kapal induk Laksamana Makarov mungkin juga terdampak.

Kementerian Rusia kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui kantor berita Tass bahwa pihaknya menangguhkan “partisipasi dalam pelaksanaan perjanjian ekspor produk pertanian dari pelabuhan Ukraina.”

Kesepakatan yang ditengahi PBB itu memungkinkan Ukraina melanjutkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam tanpa takut kapal dagang menjadi sasaran, sementara Rusia diizinkan untuk mengekspor makanan dan pupuk.

Kementerian infrastruktur Ukraina mengatakan pada Sabtu (29/10/2022) bahwa inisiatif gandum memiliki "karakter kemanusiaan eksklusif," dan memperingatkan risiko keamanan pangan jika kesepakatan itu tidak dimulai kembali.

Dikatakan bahwa pihaknya telah mengekspor 9 juta ton sejak 1 Agustus, ketika kapal mulai berlayar, termasuk 190.000 ton gandum “ke negara-negara di ambang kelaparan” di Afrika dan Timur Tengah.

Baca juga: 82.000 Tentara Cadangan Rusia Dikerahkan, Gelombang Pertempuran Baru Dimulai?

Gubernur Rusia Sevastopol Mikhail Razvozhaev, mengatakan serangan di pelabuhan itu adalah yang terbesar yang dilakukan oleh Ukraina di pangkalan angkatan laut dalam perang sejauh ini.

Semua CCTV sipil juga dilaporkan harus dimatikan agar tidak mengungkapkan posisi pertahanan udara kota.

Mykhalio Podolyak, seorang penasihat senior presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tampaknya secara tidak langsung mengklaim serangan itu, tapi memperkirakan insiden tersebut sudah memakan banyak korban di armada Rusia di pelabuhan.

Beberapa blogger militer Rusia mengatakan Laksamana Makarov, fregat utama Laut Hitam Rusia, terkena serangan itu. Akan tetapi tidak ada konfirmasi independen mengenai hal ini atau klaim tanggung jawab penuh dari pejabat Ukraina.

Andriy Tsaplienko, seorang jurnalis Ukraina, mengunggah video di sore hari dari pesawat tak berawak Ukrania yang menargetkan fregat Rusia di laut dan rekaman lain dari serangan itu.

Menurutnya, gambar-gambar itu menunjukkan bahwa Kapal Induk Laksamana Makarov telah rusak bersama dengan setidaknya dua kapal lain yang membawa rudal jelajah Kalibr.

“Ada kemungkinan besar bahwa beberapa kapal tidak hanya rusak tetapi tenggelam,” tulisnya, tetapi klaim itu tidak dapat diverifikasi menurut laporan Guardian.

Baca juga: Pembawa Acara TV Rusia Sebut Anak-anak Ukraina Harus Dibakar, lalu Minta Maaf

Serangan yang berhasil pada salah satu armada Rusia akan menjadi kesuksesan besar bagi Ukraina, yang tidak memiliki angkatan lautnya sendiri.

Sebelumnya, Kapal induk Rusia Moskva, ditenggelamkan oleh rudal Ukraina pada April, menjadikan Laksamana Makarov sebagai kapal perang terpenting di Laut Hitam.

Crimea yang diduduki Rusia telah menjadi sasaran beberapa serangan drone dan pasukan khusus yang berani dalam tiga bulan terakhir, tetapi Ukraina berhati-hati dalam mengambil menyatakan bertanggungjawab atas serangan yang diketahuinya akan sangat mengganggu Kremlin.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com