Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Ismail Sabri: Ekonomi Malaysia Tak Akan Terpengaruh Parah 2023, Pertumbuhan Lebih Tinggi dari Indonesia

Kompas.com - 09/10/2022, 07:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Bernama

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob yakin bahwa ekonomi Malaysia tak akan terpengaruh parah dibandingkan dengan negara lain meskipun ada perlambatan ekonomi global.

Ismail Sabri mengatakan keyakinannya muncul dari fakta bahwa Malaysia mampu mempertahankan situasi ekonominya setelah pertumbuhan positif yang ditunjukkan pada tahun ini.

Dia mengutip PDB positif negara itu sebesar 8,9 persen pada kuartal kedua 2022 dibandingkan dengan lima persen pada kuartal pertama 2022.

Baca juga: Dubes Malaysia Dipulangkan gara-gara PM Ismail Sabri Menunggu Lama di Bandara

“Prestasi yang tercatat adalah yang terbaik di kawasan Asia Tenggara. Kepercayaan terhadap perekonomian negara juga berasal dari positif yang ditunjukkan oleh Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment/FDI),” kata PM Ismail Sabri dalam pidatonya saat makan malam Keluarga Malaysia di Dataran Auraora Bahau, Sabtu (9/10/2022), sebagaimana diberitakan Bernama.

PM Malaysia mengatakan untuk paruh pertama tahun 2022, FDI tercatat adalah 41,7 miliar ringgit Malaysia atau jauh lebih besar jika dibandingkan dengan 23,3 miliar ringgit Malaysia selama pandemi Covid-19.

Dia menyebut pertumbuhan ekonomi Malaysia lebih baik daripada sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia triwulan II 2022 tertinggi di ASEAN dan lebih tinggi dari negara-negara maju di kawasan seperti China yang tercatat 0,4 persen; Amerika Serikat (1,6 persen); Korea Selatan (2,9 persen); Eropa (4 persen); Singapura (4,4 persen); Indonesia (5,4 persen), dan Filipina (7,4 persen),” ungkap Ismail Sabri.

Baca juga: Sindir PM Ismail Sabri, Media Malaysia Pakai Video Jokowi Beri Jalan untuk Ambulans

Ismail Sabri mengatakan sejumlah indikator ekonomi Malaysia menunjukkan kinerja yang baik, terutama Purchasing Managers' Index (PMI) yang melebihi ekspektasi, yakni 50,3 persen.

Kedatangan wisatawan Malaysia telah meningkat menjadi 3,2 juta dari Januari hingga Juli 2022.

Ismail Sabri mengatakan melalui peningkatan pendapatan ekonomi, Pemerintah Malaysia dapat menyusun Anggaran 2023 yang terbukti menjadi yang tertinggi dalam sejarah dengan anggaran 373,3 miliar ringgit Malaysia yang berfokus pada kesejahteraan rakyat dan komunitas bisnis.

“Kami percaya bahwa meskipun ekonomi dunia tahun depan masih belum pasti, kami yakin situasi ekonomi di Malaysia tidak akan terpengaruh seperti negara lain. Meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan menantang, tetapi tidak akan sesulit situasi yang dihadapi negara lain,” kata dia.

Ismail menambahkan bahwa Pemerintah Malaysia akan terus memastikan kesejahteraan rakyat jika diberi kesempatan untuk terus mengelola negara di masa depan.

Baca juga: Kunjungan Resmi Pertama PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com