Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Bencana Estadio Nacional Peru, Tragedi Sepak Bola Paling Mengerikan di Dunia, 300 Orang Tewas

Kompas.com - 02/10/2022, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Tragedi sepak bola paling mengerikan di dunia terjadi lebih dari 50 tahun lalu di Estadio Nacional Peru, yang terletak di ibu kota, Lima.

Tragedi mengerikan di Estadio Nacional alias Stadion Nasional itu terjadi pada 24 Mei 1964, di mana lebih dari 300 orang tewas dan sekitar 500 mengalami luka-luka.

Bencana stadion itu terjadi dalam laga kualifikasi Olimpiade 1964 yang mempertemukan timnas Peru dan Argentina, sebagaimana dilansir History.

Baca juga: Kerusuhan Kanjuruhan Menewaskan 129 Orang, Puncak Gunung Es Buruknya Tata Kelola Sepak Bola Indonesia

Saat pertandingan menit-menit akhir, para pendukung timnas Peru dengan keras menyemangati tim mereka.

Suasana stadion menjadi liar ketika wasit menganulir gol yang dilesakkan pemain Peru. Situasi makin mencekam.

BBC melaporkan, kala itu stadion penuh sesak dengan kapasitas 53.000 penonton. Dan secara berurutan, tiba-tiba dua penonton memasuki lapangan.

Penonton pertama yang memasuki lapangan adalah seorang pria yang dikenal sebagai Bomba mencoba untuk memukul wasit. Penonton kedua adalah Edilberto Cuenca.

Baca juga: Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Jerit Keluarga Korban Minta Keadilan

Keduanya berhasil ditangkap polisi dan dibawa ke luar lapangan, kemudian dianiaya.

Dalam hitungan detik, para penonton melempari berbagai macam barang ke arah polisi.

Beberapa puluh orang juga berusaha mencapai lapangan. Situasi menjadi semakin tak terkendali dan bencana pun dimulai.

The Guardian mewartakan, ratusan penonton dengan panik menyerbu ke arah pintu keluar untuk menghindari polisi, gas air mata, dan anjing.

Baca juga: Berita Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Jadi Headline Media Asing

Banyak dari mereka terinjak-injak.

Beberapa orang mendobrak pagar kawat yang mengelilingi lapangan dan membakar bangku-bangku. Sebagian lagi mencoba membobol dinding dalam upaya untuk menyerbu lapangan.

Sejumlah massa membakar bus dan mobil, tetapi bubar berhamburan ketika polisi yang menunggangi kuda datang.

Bala bantuan didatangkan untuk polisi stadion yang kalah jumlah. Banyak orang ditangkap.

Baca juga: YLBHI: Negara Harus Bertanggung Jawab dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan

Di luar stadion, massa yang marah membakar bangunan seperti rumah, toko, dan bahkan pabrik ban. Kerusuhan di dalam stadion berlangsung selama selama tiga jam.

Beberapa hari kemudian, jumlah korban tewas dilaporkan paling tidak 328 orang.

Tragedi mengerikan di Estadio Nacional kemudian menjadi bencana paling mengerikan dalam sejarah sepak bola hingga hari ini.

Baca juga: Mahfud: Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Umumnya Terinjak dan Sesak Nafas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com