Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang Bencana Estadio Nacional Peru, Tragedi Sepak Bola Paling Mengerikan di Dunia, 300 Orang Tewas

KOMPAS.com – Tragedi sepak bola paling mengerikan di dunia terjadi lebih dari 50 tahun lalu di Estadio Nacional Peru, yang terletak di ibu kota, Lima.

Tragedi mengerikan di Estadio Nacional alias Stadion Nasional itu terjadi pada 24 Mei 1964, di mana lebih dari 300 orang tewas dan sekitar 500 mengalami luka-luka.

Bencana stadion itu terjadi dalam laga kualifikasi Olimpiade 1964 yang mempertemukan timnas Peru dan Argentina, sebagaimana dilansir History.

Saat pertandingan menit-menit akhir, para pendukung timnas Peru dengan keras menyemangati tim mereka.

Suasana stadion menjadi liar ketika wasit menganulir gol yang dilesakkan pemain Peru. Situasi makin mencekam.

BBC melaporkan, kala itu stadion penuh sesak dengan kapasitas 53.000 penonton. Dan secara berurutan, tiba-tiba dua penonton memasuki lapangan.

Penonton pertama yang memasuki lapangan adalah seorang pria yang dikenal sebagai Bomba mencoba untuk memukul wasit. Penonton kedua adalah Edilberto Cuenca.

Keduanya berhasil ditangkap polisi dan dibawa ke luar lapangan, kemudian dianiaya.

Dalam hitungan detik, para penonton melempari berbagai macam barang ke arah polisi.

Beberapa puluh orang juga berusaha mencapai lapangan. Situasi menjadi semakin tak terkendali dan bencana pun dimulai.

The Guardian mewartakan, ratusan penonton dengan panik menyerbu ke arah pintu keluar untuk menghindari polisi, gas air mata, dan anjing.

Banyak dari mereka terinjak-injak.

Beberapa orang mendobrak pagar kawat yang mengelilingi lapangan dan membakar bangku-bangku. Sebagian lagi mencoba membobol dinding dalam upaya untuk menyerbu lapangan.

Sejumlah massa membakar bus dan mobil, tetapi bubar berhamburan ketika polisi yang menunggangi kuda datang.

Bala bantuan didatangkan untuk polisi stadion yang kalah jumlah. Banyak orang ditangkap.

Di luar stadion, massa yang marah membakar bangunan seperti rumah, toko, dan bahkan pabrik ban. Kerusuhan di dalam stadion berlangsung selama selama tiga jam.

Beberapa hari kemudian, jumlah korban tewas dilaporkan paling tidak 328 orang.

Tragedi mengerikan di Estadio Nacional kemudian menjadi bencana paling mengerikan dalam sejarah sepak bola hingga hari ini.

https://www.kompas.com/global/read/2022/10/02/123100070/mengenang-bencana-estadio-nacional-peru-tragedi-sepak-bola-paling

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke