Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pangeran Charles Memilih "Charles III" sebagai Gelar Rajanya?

Kompas.com - 09/09/2022, 14:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Pangeran Charles menjadi Raja Inggris Raya dengan memilih nama Charles III.

Seperti yang ditulis PA Media, itu adalah pilihannya sendiri.

Faktanya, Charles tidak mengubah namanya, tetapi memilih namanya sendiri, seperti yang dilakukan ibu surinya.

Baca juga: Jadi Raja Inggris, Akankah Charles Raih Dukungan Publik?

Nama Charles, yang berasal dari kata Jerman kuno karl, yang berarti "manusia bebas", secara historis dipandang oleh beberapa kalangan kerajaan sebagai kutukan.

Charles I adalah satu-satunya raja Inggris yang diadili dan dieksekusi di depan umum karena pengkhianatan.

Sementara Charles II, yang dikenal sebagai Merry Monarch, menghabiskan bertahun-tahun di pengasingan, memiliki 13 anak tidak sah dan banyak gundik.

Pemerintahannya juga disertai dengan wabah dan kebakaran besar di London.

Raja baru dapat mengikuti tradisi kerajaan banyak raja dan biasanya memilih George, untuk nantinya menjadi George VII.

Di masa lalu, dikabarkan bahwa Charles menyukai George VII karena alasan sejarah dan karena pengabdiannya kepada neneknya dan cintanya kepada suaminya, George VI.

Baca juga: Pangeran Charles Jadi Raja Inggris, Pangeran William Jadi Ahli Waris Takhta

Namun, setelah menghabiskan beberapa dekade sebagai Charles, raja baru memilih namanya sendiri, seperti yang dilakukan ibunya.

Nama raja baru secara tradisional diumumkan di Dewan Suksesi bersejarah, yang diadakan di Istana St James di London beberapa hari setelah kematian ratu.

Ini adalah bagian dari proklamasi raja baru.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Berpulang, Wariskan Rp 7,42 Triliun untuk Pangeran Charles

Ketika Putri Elizabeth naik takhta setelah kematian ayahnya, dia ditanya nama apa yang ingin dia gunakan sebagai ratu.

Dia dikatakan telah menjawab, "Nama saya sendiri, tentu saja. Apa lagi?"

Pada tahun 1953, John McCormick, rektor Universitas Glasgow, menantang hak Ratu Elizabeth II untuk menyebut dirinya "Yang Kedua", karena Elizabeth I adalah ratu Inggris tetapi bukan dari Skotlandia.

Baca juga: Charles Naik Takhta Usai Ratu Elizabeth II Wafat, Karibia Tuntut Inggris Bayar Ganti Rugi Perbudakan

Namun, diputuskan bahwa pilihan nama kerajaan diserahkan kepada hak prerogatif kerajaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com