KYIV, KOMPAS.com – Komandan yang ditunjuk Rusia di wilayah pendudukan di Ukraina dilaporkan terluka parah dalam sebuah ledakan.
Kabar tersebut disampaikan Vladimir Rogov, seorang pejabat di wilayah Zaporizhzhia yang diduduki Rusia, kepada Reuters.
Komandan tersebut bernama Artyom Bardin di Kota Berdiansk, Zaporizhzhia. Rogov menuding Pemerintah Ukraina ada di balik serangan tersebut.
Baca juga: Cegah Bencana Nuklir, PBB Desak Rusia-Ukraina Setujui Batas Demiliterisasi PLTN Zaporizhzhia
Dilansir Reuters, Rabu (4/9/2022), peristiwa yang menimpa Bardin merupakan yang terbaru dalam serangkaian upaya pembunuhan di daerah-daerah pendudukan di Ukraina selatan.
Sebelumnya, media Rusia melaporkan bahwa Bardin dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi kritis setelah mobilnya meledak di luar gedung administrasi kota di Berdiansk.
Berdiansk merupakan kota pelabuhan di Laut Azov, berpenduduk sekitar 100.000 orang yang diduduki oleh pasukan Rusia pada Februari.
Pada 26 Agustus, Wakil Kepala Polisi Lalu Lintas Berdiansk meninggal setelah mengalami luka serius akibat ledakan bom.
Pada 30 Agustus, Alexei Kovalev, yang menjadi pejabat yang didukung Rusia di wilayah Kherson, ditembak mati.
Baca juga: Ukraina Beri Perlawanan Sengit, Rusia Tunda Referendum di Wilayah yang Didudukinya
Di sisi lain, Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak Rusia dan Ukraina pada Selasa (6/9/2022) menyetujui batas demiliterisasi di sekitar PLTN Zaporozhzhia yang dikuasai Rusia di Ukraina.
"Sebagai langkah pertama, pasukan Rusia dan Ukraina harus berkomitmen untuk tidak terlibat dalam aktivitas militer apa pun menuju lokasi pabrik atau dari lokasi pabrik," kata Guterres kepada Dewan Keamanan PBB.
Dia menambahkan, sebagai langkah kedua, kesepakatan tentang perimeter demiliterisasi harus diamankan.
"Secara khusus, itu perlu mencakup komitmen pasukan Rusia untuk menarik semua personel dan peralatan militer dari perimeter tersebut dan komitmen pasukan Ukraina untuk tidak bergerak ke dalamnya,” imbuh Guterres.
Baca juga: Peretas Ukraina Disebut Buat Banyak Akun Palsu, Tentara Rusia Tergoda dan Bagikan Info Rahasia
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Selasa juga menyerukan pemberlakuan zona keamanan di sekitar PLTN Zaporizhzhia.
IAEA mengatakan, para ahlinya telah menemukan kerusakan yang luas di bagian depan pembangkit tersebut dalam perang.
Pasukan Rusia telah menguasai PLTN itu pada Maret dan telah terjadi serangan berulang di sekitarnya, memicu kekhawatiran akan bencana nuklir.
"Situasi saat ini tidak dapat dipertahankan," kata IAEA dalam sebuah laporan setelah mengirim inspektur ke PLTN Zaporizhzhia pekan lalu.
Baca juga: Pasukan Ukraina Rebut 2 Permukiman di Selatan dalam Serangan Baliknya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.