Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Warga Sri Lanka Meninggal dalam Antrean Panjang Beli Bensin

Kompas.com - 23/07/2022, 14:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOLOMBO, KOMPAS.com – Dua warga Sri Lanka meninggal dalam antrean panjang untuk membeli bensin di negara tersebut.

Dua kematian tersebut dilaporkan pada Jumat (22/7/2022), ketika Presiden Sri Lanka yang baru, Ranil Wickremesinghe, menunjuk Dinesh Gunawardena sebagai Perdana Menteri.

Salah satu korban tewas adalah pria berusia 59 tahun, sebagaimana dilansir Outlook India, Sabtu (23/7/2022).

Baca juga: Profil Negara Sri Lanka: Letak, Mata Uang, dan Bendera

Pria tersebut ambruk setelah mengantre bensin selama dari dua malam di dekat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kinniya, Provinsi Timur Sri Lanka.

Jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Pangkalan Kinniya untuk pemeriksaan post-mortem, lapor portal berita Lanka First.

Korban tewas kedua adalah pria berusia 70 tahun. Dia meninggal setelah pingsan saat berebut bensin di SPBU di Mathugama, Provinsi Barat Sri Lanka.

Pria itu pingsan saat berdesak-desakan setelah mengantre lama untuk mendapatkan bensin. Dia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Regional Meegahatenna.

Baca juga: Wickremesinghe Tunjuk Sekutu Rajapaksa Jadi PM Baru Sri Lanka

Di rumah sakit tersebut, pria itu dinyatakan sudah meninggal saat masuk.

Ini bukan kali pertama ada yang meninggal saat mengantre untuk membeli bensin di Sri Lanka.

Beberapa insiden serupa telah dilaporkan sejak awal 2022, dengan beberapa bahkan meninggal karena kelelahan akibat panas yang parah.

Pekan lalu, Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera memperkenalkan Tiket Bahan Bakar Nasional bagi warga untuk mendapatkan bahan bakar melalui distribusi yang teratur, menurut portal berita Economy Next.

Baca juga: Pasukan Sri Lanka Gerebek Kamp Protes Anti-pemerintah, 50 Demonstran Terluka!

Tiket tersebut akan memungkinkan setiap pengendara kendaraan bermotor mendapatkan jatah minimum untuk bensin atau bahan bakar minyak (BBM) lain.

Terlepas dari langkah-langkah itu, SPBU-SPBU di Sri Lanka tetap lambat mendapat pasokan dan sering terjadi bentrokan di beberapa lokasi.

Sri Lanka menerima yang pertama dari tiga pengiriman BBM pekan lalu, kata Wijesekera.

Sementara itu, inflasi Sri Lanka menanjak pada Juni menjadi 59 persen dibandingkan tahun lalu menurut Indeks Harga Konsumen Nasional Sri Lanka.

Baca juga: Mampukah Sri Lanka Pulih dari Keruntuhan Ekonomi?

Wickremesinghe telah melakukan sejumlah pembicaraan penting dengan IMF. Pekan lalu, dia menuturkan bahwa negosiasi mendekati kesimpulan.

Sri Lanka membutuhkan sekitar 5 miliar dollar AS dalam enam bulan ke depan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi 22 juta penduduknya.

Warga Sri Lanka menderita kekurangan bahan makanan pokok, bensin, dan bahan bakar lain untuk memenuhi kebutuhan hidup akibat krisis parah di sana.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, Kepala CIA: Gara-gara Utang Bodoh ke China


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com