Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Lautan Susu” Misterius Muncul di Selatan Pulau Jawa Tertangkap Kamera untuk Pertama Kalinya

Kompas.com - 16/07/2022, 22:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah kapal pesiar super bernama Ganesha melakukan perjalanan di perairan dekat Indonesia pada musim panas 2019, ketika mereka melewati “lautan susu” yang bersinar di tengah malam.

Selama berabad-abad, para pelaut telah menggambarkan navigasi perairan malam hari yang tidak wajar, diterangi oleh cahaya misterius yang mereka lewati ini.

Baca juga: Foto Langit dengan Formasi Awan Seperti Gelombang Laut Viral, Pemotret Ceritakan Pengalamannya

Tetapi "lautan susu" seperti itu telah lama menghindari penyelidikan ilmiah karena sifatnya yang sulit dijangkau, sementara dan jarang terjadi.

“Saya akan mengatakan hanya ada segelintir orang yang saat ini hidup yang telah melihatnya," kata Steven Miller, seorang profesor ilmu atmosfer di Colorado State University di Fort Collins sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (11/6/2022).

Menurutnya, fenomena "lautan susu" ini tidak terlalu umum, mungkin hingga satu atau dua per tahun secara global. Ini biasanya tidak terjadi dekat dengan pantai. 

“Jadi Anda harus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat," kata dia.

"Lautan susu” itu diperkirakan dipicu oleh bakteri bioluminescence yang berkontak satu sama lain, mungkin sebagai respons terhadap perubahan arus laut yang didorong oleh kondisi atmosfer.

Baca juga: Misteri Restoran Terapung Jumbo Hong Kong: Katanya Tenggelam, tapi...

Fenomena bioluminesensi

Miller telah mengejar mereka selama beberapa dekade.

Dengan iri, dia mendengarkan laporan saksi pertama dari pengalaman langka itu dan mencari bukti ilmiah untuk mengonfirmasi keberadaan mereka, serta sarana untuk melihat dan mempelajari fenomena bioluminesensi secara mandiri.

“Ini adalah respons yang sangat besar dan misterius di biosfer kita. Kami ingin tahu cara kerjanya, dan bagaimana itu bisa berubah dalam iklim yang berubah,” katanya.

Dalam dekade terakhir, peralatan pencitraan cahaya pendek yang dipasang pada satelit lingkungan yang lebih baru telah memberi Miller beberapa petunjuk yang menggiurkan.

Sekarang, kesaksian saksi dari para pelaut di atas Kapal Pesiar Ganesha telah memberikan bukti berbasis permukaan pertama, yang memastikan keberadaan “lautan susu” dari citra satelit – serta gambar dunia nyata pertama dari fenomena tersebut.

 

Baca juga: Misteri Cahaya Biru Spiral di Langit Malam Selandia Baru yang Buat Pengamat Bintang Agak Panik

Perjalanan kapal Genesha

Antara akhir Juli dan awal September 2019, satelit Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS menangkap apa yang menurut Miller mungkin merupakan peristiwa bioluminescent di selatan Jawa, Indonesia, yang membentang lebih dari 100.000 kilometer persegi (38.600 mil persegi).

Pada Juli 2021 ia menerbitkan gambar peristiwa tersebut – ditambah 11 kemungkinan contoh lain dari “lautan susu” – dalam "Nature Scientific Reports".

Liputan media tentang penelitian ini mendorong Naomi McKinnon, anggota dari tujuh orang kru dalam kapal pesiar Ganesha, untuk menghubungi Miller dan menggambarkan peristiwa yang mereka alami pada malam 2 Agustus 2019.

Halaman:

Terkini Lainnya

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com