NEW YORK, KOMPAS.com - Dokter di Amerika Serikat (AS) kembali membuat terobosan dalam praktik xenotransplantasi, setelah berhasil memasukkan dua hati babi hasil rekayasa genetika ke dalam tubuh manusia.
Sebuah tim ahli bedah di NYU Langone Health, di New York City, melakukan operasi pada dua pasien yang secara klinis mengalami brain death (kehilangan fungsi otak), tetapi masih bernapas melalui alat bantu hidup, pada 19 Juni dan 9 Juli.
Baca juga: Perjuangan Pria yang Sukses Jalani Operasi Transplantasi Dua Lengan dan Bahu Pertama di Dunia
Daily Mail pada Rabu (13/7/2922) mewartakan bahwa dalam dua kasus itu, tubuh kedua pasien tidak menolak jantung babi. Setelah transplantasi, jantung mereka juga beroperasi seperti biasa tanpa memerlukan mesin apa pun.
Kondisi itu berbeda dengan pasien sebelumnya, yang bereksperimen dengan transplantasi serupa.
Proses xenotransplantasi ini - pemindahan organ dari satu spesies ke spesies lain - masih dalam tahap awal.
Para ahli berharap bahwa jenis terobosan ini akan membantu menutup kekurangan organ yang tersedia di seluruh dunia, terutama untuk anak-anak.
"Tujuan kami adalah untuk mengintegrasikan praktik yang digunakan dalam transplantasi jantung umumnya, hanya dengan organ non-manusia, yang akan berfungsi secara normal tanpa bantuan tambahan dari perangkat atau obat-obatan yang belum teruji," kata Dr Nader Moazami, direktur transplantasi jantung di NYU dalam pernyataanya.
“Kami berusaha memastikan bahwa uji klinis dapat bergerak maju menggunakan pasokan organ baru ini, dengan praktik transplantasi yang telah dicoba dan tepat, yang telah kami sempurnakan,”
Baca juga: 163 Anak di Inggris Kena Hepatitis Akut Misterius, 11 Butuh Transplantasi Hati
Transplantasi jantung babi ke manusia kali ini dilakukan pada dua pasien yang sudah dianggap meninggal secara medis.
Status mereka membuat mereka berharga bagi peneliti, karena memungkinkan ahli melakukan eksperimen yang mungkin terlalu berisiko untuk subjek yang hidup, tetapi pada orang yang operasi tubuhnya masih berfungsi.
Percobaan sebelumnya pada orang hidup telah menyebabkan kematian.
Awal tahun ini seorang pria berusia 57 tahun yang menerima transplantasi jantung babi di Universitas Maryland meninggal, 49 hari setelah operasi setelah tubuhnya menolak organ vital tersebut.
Untuk pasien dalam operasi terbaru di NYU ini, jantung babi yang digunakan memiliki setidaknya 10 modifikasi genetik.
Baca juga: Pertama di Dunia, Pria Ini Sukses Dapat Transplantasi Jantung dari Babi
Baca juga: Cangkok Jantung Babi ke Manusia Berbuah Kontroversi, Dari Masalah Etis hingga Agama
Baca juga: Pria yang Terima Transplantasi Jantung Babi Diduga Meninggal karena Virus Babi
Empat dari mutasi digambarkan oleh ahli bedah sebagai “knock-out”, yang bertujuan untuk mencegah tubuh menolak organ baru. Enam lainnya membantu memperbaiki kesenjangan biologis antara babi dan manusia yang dapat menyebabkan penolakan semacam itu.
Mutasi tampaknya berhasil. Pada kedua pasien, jantung berhasil menyelesaikan percobaan tiga hari tanpa masalah.