Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Italia Akan Bunuh 1.000 Babi karena Wabah Demam Babi Afrika

Kompas.com - 10/06/2022, 19:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com – Seribuan babi di Italia akan dimusnahkan setelah dua kasus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) terdeteksi di sebuah peternakan di wilayah Lazio Roma.

Insiden ini pun dikhawatirkan bakal memukul industri daging babi negara itu.

"Kami harus menyembelih semua babi di daerah yang terkontaminasi dengan sangat cepat," kata Angelo Ferrari, yang bertugas menangani krisis, kepada kantor berita AGI.

Baca juga: Demam Babi Afrika Apakah Berbahaya bagi Manusia?

Dia menungkap, Badan Kesehatan setempat memperkirakan 1.000 babi harus dimusnahkan untuk membendung penyebaran wabah demam babi Afrika.

"Semakin cepat kita bertindak tegas dan tajam, semakin besar harapan kita bahwa kerusakan komersial akan berkurang," ungkap dia, dilansir dari AFP.

Italia merupakan produsen daging babi terbesar ketujuh di Uni Eropa, mewakili industri 8 miliar euro, menurut asosiasi pertanian Confagricoltura.

Italia memilii pasokan sekitar 8,9 juta babi.

Dua kasus demam babi Afrika yang terdeteksi di Lazio adalah yang pertama di antara babi yang diternakkan di Italia.

Sebelumnya, kasus terdeteksi pada babi hutan pada Januari di Italia utara, kemudian di wilayah Lazio.

Demam babi Afrika tidak memengaruhi manusia, tetapi dapat menular dan fatal bagi babi dan “kerabat” liar mereka.

Baca juga: Thailand Temukan Kasus Demam Babi Afrika di Rumah Potong Hewan

Wabah pun berpotensi menghancurkan industri daging babi

Wabah demam babi Afrika pada 2018 di China selaku produsen daging babi terbesar di dunia menyebabkan jutaan babi disembelih untuk menghentikan penyebaran.

Penyakit ini telah ada di Afrika selama beberapa dekade.

Dalam laporan 3 Desember tentang virus tersebut, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengatakan ASF telah dilaporkan di 32 negara di lima wilayah dunia sejak Januari 2020.

Di Italia, telah endemik di pulau Sardinia sejak pertama kali muncul pada tahun 1978.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com