Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Terima Transplantasi Jantung Babi Diduga Meninggal karena Virus Babi

Kompas.com - 07/05/2022, 15:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pasien berusia 57 tahun yang terkenal karena selamat dua bulan setelah menjalani transplantasi jantung babi meninggal karena virus babi, menurut ahli bedah transplantasinya.

Pada Januari, David Bennett, seorang pria yang menderita gagal jantung, menjalani operasi eksperimental di pusat medis Universitas Maryland. Di sana, dokter melakukan prosedur transplantasi jantung babi yang dimodifikasi secara genetik untuk menyelamatkannya.

Baca juga: Pasien Pertama Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia Setelah 2 Bulan

Tak lama setelah menjalani operasi, Bennett meninggal pada Maret lalu. Rumah sakit hanya mengatakan kondisinya memburuk selama beberapa hari tetapi tidak memberikan penyebab pasti kematiannya.

Dilansir dari Guardian pada Jumat (6/5/2022) ahli bedah transplantasi Bennett, Bartley Griffith, kemudian mengungkap bahwa jantung babi terinfeksi virus babi yang dikenal sebagai porcine cytomegalovirus, yang mungkin telah menyebabkan kematian Bennett.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh American Society of Transplantation pada 20 April, Griffith menggambarkan virus dan upaya dokter untuk mengobatinya, MIT Technology Review pertama kali melaporkan pada Rabu (4/5/2022).

“Kami mulai mempelajari mengapa dia meninggal,” kata Griffith, menambahkan, “(virus) mungkin adalah penyebabnya, atau bisa jadi faktornya, yang memicu semua ini.”

Menurut para ahli, transplantasi adalah "ujian utama xenotransplantasi," sebuah proses yang melibatkan transfer jaringan antara spesies yang berbeda.

Mereka meyakini bahwa percobaan mungkin terganggu sebagai akibat "kesalahan yang tidak disengaja", karena babi yang dibiakkan untuk menyediakan organ seharusnya bebas dari virus.

“Jika ini adalah infeksi, kami mungkin dapat mencegahnya di masa depan,” kata Griffith selama webinar.

Baca juga: Peneliti Jerman Akan Membiakkan Babi Khusus untuk Transplantasi Organ Manusia

Tantangan terbesar transplantasi

Tantangan terbesar dalam transplantasi organ dari hewan ke manusia adalah ketahanan sistem kekebalan manusia, karena dapat menyerang sel asing dalam sebagai proses penolakan, dan memicu respons yang pada akhirnya akan menghancurkan organ atau jaringan yang ditransplantasikan.

Oleh karena itu, perusahaan telah merekayasa babi secara biologis, dengan menghilangkan dan menambahkan berbagai gen untuk membantu menyembunyikan jaringan mereka dari potensi serangan kekebalan.

Jantung yang digunakan dalam kasus Bennett berasal dari babi yang menjalani 10 modifikasi gen yang dilakukan oleh Revivicor, sebuah perusahaan bioteknologi.

Terlepas dari kekhawatiran bahwa xenotransplantasi dapat memicu pandemi jika virus beradaptasi di dalam tubuh manusia dan menyebar ke orang lain, para ahli yakin virus tertentu di jantung donor Bennett tidak mampu menginfeksi sel manusia.

Menurut Jay Fishman, seorang spesialis dalam infeksi transplantasi di rumah sakit Umum Massachusetts, “tidak ada risiko nyata bagi manusia” terkait penyebarannya ke orang lain.

Baca juga: UNIK GLOBAL: Transplantasi Jantung Babi | Gadis Pamer Payudara di Stadion

Sebaliknya, kekhawatiran berasal dari kemampuan “cytomegalovirus babi” untuk memicu reaksi yang dapat merusak dan menghancurkan tidak hanya organ, tetapi juga pasien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com