Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suasana Idul Fitri di China, Lebaran dalam Kungkungan Sepi

Kompas.com - 04/05/2022, 18:40 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

BEIJING, KOMPAS.com - Setelah menunggu lebih dari dua dasawarsa, akhirnya Idul Fitri di belahan bumi bagian utara terjadi pada saat musim semi.

Di China, bulan Syawal tahun 1443 Hijriah jatuh di penghujung musim semi, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (4/5/2022).

Umat Islam di negara yang telah membentuk peradabannya sejak 5.000 tahun silam itu menunaikan puasa Ramadhan tahun ini genap 30 hari.

Baca juga: Lebaran dan Shalat Idul Fitri 1443 H Digelar Sederhana di KBRI Roma

Terlambat sehari dibandingkan dengan umat Islam di Taiwan, yang masih dalam satu ikatan rumpun namun terpisahkan oleh selat itu.

Berpuasa pada musim semi memang tidak sensasional pada musim panas seperti yang dirasakan dalam tujuh hingga delapan tahun terakhir.

Durasi puasa pada musim semi tidak sepanjang musim panas yang siangnya lebih lama dibandingkan dengan malamnya.

Sebaliknya, puasa pada musim dingin durasinya lebih pendek dibandingkan musim panas karena matahari lebih cepat pulang.

Nah, puasa pada musim semi di China inilah yang ideal meskipun rentang waktu antara imsak dengan magrib makin lama semakin melebar.

Di Beijing yang berada di wilayah timur laut daratan China, imsak puasa hari pertama yang bertepatan dengan tanggal 3 April 2022 adalah pukul 04.21 waktu setempat (03.21 WIB) dan maghrib pada18.41 (17.41 WIB) atau durasinya masih 14 jam, 20 menit.

Baca juga: Lebaran 2022, Warga Indonesia Kembali Shalat Idul Fitri 1443 H di KBRI Moskwa

Namun puasa hari terakhir pada 2 Mei 2022, waktu imsak jatuh pada pukul 03.38 (02.38 WIB) dan maghrib 19.10 (18.10 WIB) dengan durasi yang sudah 15 jam, 32 menit.

Iklim Beijing relatif berbeda dengan di beberapa wilayah China lainnya, apalagi kalau dibandingkan dengan di wilayah timur, tengah, dan selatan.

Tujuh hari menjelang berakhirnya Ramadhan, suhu udara sudah menyentuh angka 20-an derajat Celsius.

Jamaah shalat tarawih di aula serba guna Kedutaan Besar RI di Beijing pada saat itu sempat kegerahan, sampai-sampai dua pintu utama dan satu jendela harus dibuka agar udara segar dari luar masuk.

Namun, dua hari kemudian suhu udara tiba-tiba drop hingga level 12-13 derajat Celsius.

Baca juga: Begini Suasana Idul Fitri di Jalur Gaza Tahun Ini, Tenang dan Nyaman, Tak Ada Serangan

"Kemarin sudah panas, hari ini terpaksa mengeluarkan jaket lagi," celetuk seorang anggota jamaah tarawih di KBRI Beijing pada 28 April.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com