Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Lockdown Lagi, Warga Beijing Panic Buying di Supermarket

Kompas.com - 25/04/2022, 14:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Warga Beijing ibu kota China panic buying pada Senin (25/4/2022) karena takut akan terjebak lockdown lagi.

Antrean panjang juga terjadi di sebuah distrik saat tes Covid-19 massal digelar sesuai perintah otoritas China.

Sebelumnya, China sudah berusaha menahan gelombang infeksi di kota terbesarnya yaitu Shanghai, yang hampir seluruhnya di-lockdown selama berminggu-minggu dan melaporkan 51 kematian Covid baru pada Senin.

Baca juga: Shanghai Lockdown, Harga Mi Instan Nyaris Rp 1 Juta Per Kardus

Di Shanghai, otoritas setempat menyediakan makanan segar bagi warga yang terkurung di rumah, sementara para pasien melaporkan kesulitan mengakses perawatan medis non-Covid.

Sekarang, meningkatnya kasus Covid di Beijing memicu kekhawatiran lockdown serupa.

Distrik terbesar di pusat kota Beijing, Chaoyang, yang berpenduduk sekitar 3,5 juta orang, memerintahkan pengujian massal mulai Senin untuk penduduk dan mereka yang datang untuk bekerja di sana, Daerah itu dihuni banyak perusahaan multinasional dan kedutaan.

Antrean meliuk-liuk di sekitar mal dan di luar kompleks perkantoran pada Senin tampak ketika orang-orang menunggu untuk diambil sampelnya oleh petugas kesehatan dengan alat pelindung.

"Jika satu kasus ditemukan, daerah ini bisa terpengaruh," kata pekerja kantor Yao Leiming (25) saat dia menuju lokasi pengujian di Chaoyang bersama sekelompok rekannya, dikutip dari AFP.

Perintah pengujian massal dan peringatan tentang situasi Covid yang suram di kota itu memicu warga menyerbu supermarket Beijing pada Minggu (24/4/2022) untuk menimbun kebutuhan pokok.

Baca juga:

Orang-orang terlihat mendorong kereta belanja yang ditumpuk dengan makanan. Banyak barang terjual habis di aplikasi pengiriman bahan makanan ketika diperiksa oleh AFP pada Minggu, terutama untuk pengiriman ke Chaoyang.

Banyak gym dan pusat kebugaran di Beijing membatalkan kelas atau tutup.

Beijing juga memberlakukan kontrol ketat saat masuk ke kota. Para pendatang diharuskan membawa hasil tes Covid-19 negatif dalam waktu 48 jam.

China berusaha keras menangani wabah Covid-19 dalam dua tahun terakhir dengan strategi nol Covid yang mencakup penguncian ketat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan.

Para pejabat mengatakan, kebijakan ini membantu China menghindari bencana kesehatan masyarakat skala besar yang terlihat di tempat lain di dunia selama krisis Covid, tetapi pendekatan tersebut berdampak besar pada bisnis dan moral publik.

Baca juga: Mengenal Strategi Nol Covid China, Begini Cara Kerja dan Risikonya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com