Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Aksi Boikot di Pertemuan G20, Ini Pendapat Rusia

Kompas.com - 21/04/2022, 19:56 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Rusia tidak melihat aksi boikot yang ditujukan kepada Rusia terkait operasi militer di Ukraina sebagai masalah, sebab protes itu bahkan tidak mendapat dukungan dari mayoritas delegasi.

“Ada beberapa negara (mengancam boikot), tapi mereka bukan mayoritas dari anggota G20. Itu tidak beralasan, karena bagaimana mereka bisa membantu menyelesaikan masalah?” kritik Duta besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva di Jakarta pada Rabu (20/4/2022).

Baca juga: AS Pimpin Aksi Boikot atas Rusia di Pertemuan G20, Begini Tanggapan Sri Mulyani

Dia pun mempertanyakan bagaimana aksi boikot itu dapat secara efektif memberikan penyelesaian yang berbeda atas krisis Ukraina.

“Bagaimana mereka bisa berkontribusi (dalam penyelesaian masalah) dengan memboikot forum global?”

Dubes Rusia menilai negaranya merupakan bagian penting dalam ekonomi global. Adapun dampak sanksi yang diberikan kepada Rusia juga terlihat mempengaruhi dunia.

“Bagaimana bisa menyelesaikan masalah (ekonomi dunia) saat ini tanpa kehadiran Rusia?”

Baca juga: Rusia Sebar 20.000 Tentara Bayaran untuk Bertempur Merebut Wilayah Donbas Ukraina

Rusia mengapresiasi posisi pemerintah Indonesia yang menilai bahwa G20 harus fokus ke ekonomi dan masalah keuangan global.

“Kami mendukung Presidensi Indonesia di G20 dan prioritas yang diusung dan disetujui sebelumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut menurutnya, masalah politik seharusnya tidak diseret masuk (ke forum G20), karena itu dapat mengalihkan perhatian dari penyelesaian masalah yang benar-benar penting.

Rusia memastikan niat untuk terus berpartisi dalam agenda G20 tahun itu dan berharap Presiden Vladimir Putin bisa datang ke KTT G20.

Pertemuan G20 pada Rabu (20/4/2022) di Washington fokus membahas bagaimana membantu ekonomi global pulih dari guncangan baru yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, yang telah mendorong harga makanan dan bahan bakar lebih tinggi.

Kondisi itu membuat IMF menurunkan prospek pertumbuhan global menjadi 3,6 persen untuk tahun ini.

Baca juga: Kehebatan Rudal Sarmat, ICBM Rusia Berjuluk Satan 2 yang Bisa Sasar Target Apa pun di Bumi

Negara-negara Barat membalas serangan berdarah dengan sanksi yang dimaksudkan untuk merugikan ekonomi Rusia dan mengubahnya menjadi negara paria.

Presiden AS Joe Biden telah mengusulkan untuk mengeluarkan Rusia dari G20.

Kepada AFP, mantan pejabat Departemen Keuangan yang sekarang menjadi ketua Forum Lembaga Moneter dan Keuangan Resmi AS Mark Sobel mengatakan tidak ada mekanisme yang jelas untuk menendang Moskwa keluar, yang pada berbagai tingkat didukung oleh China dan India.

"Saya pikir itu benar-benar menimbulkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana Anda akan mengelola pemerintahan global," katanya tentang ketegangan yang ada dalam pertemuan G20 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com