MOSKWA, KOMPAS.com - Majelis rendah parlemen Rusia, Duma, mengatakan bahwa pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah bagian dari tindakan curang Barat untuk mendiskreditkan Rusia.
Hal tersebut disampaikan Ketua Duma Vyacheslav Volodin pada Selasa (5/4/2022), sebagaimana dilansir Reuters.
"Situasi di Bucha adalah provokasi untuk mendiskreditkan Rusia," kata Volodin, sebagaimana dikutip Antara dari Reuters.
Baca juga: Setelah Temuan di Bucha, Kekhawatiran Muncul di Kota-kota yang Masih Tertutup Aksesnya
Dia menambahkan, Washington dan Brussels penulis skenario dan sutradaranya, sedangkan Kyiv dalah aktor-aktornya.
"Tidak ada fakta, hanya kebohongan," tutur Volodin.
Sejak pasukan Rusia ditarik mundur dari kota-kota di sekitar Kyiv pekan lalu, tentara Ukraina telah memperlihatkan kepada wartawan sejumlah mayat, rumah-rumah yang hancur, dan mobil-mobil yang dibakar.
Mayat-mayat tersebut mereka sebut sebagai warga sipil yang dibunuh oleh pasukan Rusia.
Baca juga: Gambar Satelit Tunjukkan Mayat di Bucha Sudah Berminggu-minggu, Patahkan Klaim Rusia
Di sisi lain, Rusia membantah semua tuduhan itu.
Wali Kota Bucha pada Minggu (3/5/2022) mengatakan, 300 warganya telah tewas selama kotanya diduduki oleh Rusia.
Di kota yang berjarak hanya 37 kilometer dari Kyiv tersbeut, wartawan Reuters melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan.
Tangan dan kaki para korban tewas menyembul dari liang kuburan massal yang masih terbuka di halaman sebuah gereja.
Baca juga: Rusia: Tak Ada Tanda-tanda Kekejaman Setelah Penarikan Pasukan dari Bucha
AS dan Eropa pada Selasa berencana menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, jumlah korban yang ditemukan mungkin akan bertambah.
Presiden AS Joe Biden mendesak sebuah pengadilan kejahatan perang terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
AS, Jerman, dan Perancis juga mengancam Moskwa dengan sanksi-sanksi baru.
Baca juga: Wali Kota Bucha Ukraina: Pasukan Rusia Tak Akan Pernah Diampuni di Bumi atau di Surga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.