Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“China Berada di Sisi Sejarah yang Benar dalam Perang Ukraina”

Kompas.com - 20/03/2022, 18:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

SHANGHAI, KOMPAS.com - China berdiri di sisi sejarah yang benar dalam krisis Ukraina, dan posisinya sejalan dengan keinginan sebagian besar negara, kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

"China tidak akan pernah menerima paksaan atau tekanan eksternal, dan menentang tuduhan dan kecurigaan yang tidak berdasar terhadap China," kata Wang menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kementeriannya pada Minggu (20/3/2022) dikutip dari Reuters.

Baca juga: Permintaan Ukraina kepada China Terkait Invasi Rusia Terkini

Komentar Wang muncul pada Sabtu (19/3/2022) malam, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan mitranya dari China, Xi Jinping.

Dalam pertemuan pada Jumat (18/3/2022) itu Washington memperingatkan tentang "konsekuensi" jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina.

Selama panggilan video, Xi mengatakan kepada Biden bahwa perang di Ukraina harus berakhir sesegera mungkin.

Dia pun meminta negara-negara NATO untuk mengadakan dialog dengan Moskwa. Namun, Pemimpin China tidak menyalahkan Rusia, menurut pernyataan Beijing tentang panggilan itu.

Wang menguatkan kembali pesan terpenting yang dikirim Xi, yakni bahwa China selalu menjadi pendorong untuk menjaga perdamaian dunia.

"Kami selalu berdiri untuk menjaga perdamaian dan menentang perang," ujar Wang, mengulangi bahwa China akan membuat penilaian independen.

Menurutnya posisi Beijing objektif dan adil, dan sejalan dengan keinginan sebagian besar negara.

Baca juga: Xi Peringatkan Biden: Penanganan Taiwan yang Salah Berefek Negatif pada Hubungan AS-China

“Waktu akan membuktikan bahwa klaim China berada di sisi sejarah yang benar."

Juga pada Sabtu (19/3/20222), Wakil Menteri Luar Negeri Le Yucheng mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia atas Ukraina semakin "keterlaluan".

AS dan sekutunya di Eropa dan Asia telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia atas invasi ke Rusia sejak 24 Februari, yang mereka sebut agresi perang Presiden Vladimir Putin.

Sementara Putin mengatakan meluncurkan "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.

Meski mengatakan mengakui kedaulatan Ukraina, Beijing telah berulang kali mengatakan bahwa Rusia memiliki masalah keamanan yang sah. Itu menurutnya juga harus ditangani dan solusi diplomatik mendesak perlu dilakukan untuk konflik tersebut.

Baca juga: Pejabat China Sebut Sanksi Barat terhadap Rusia Semakin Keterlaluan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com