Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hezbollah Lebanon Buka Suara soal Laporan Pasukannya Mendukung Rusia di Ukraina

Kompas.com - 19/03/2022, 13:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Pemimpin Hezbollah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah membantah laporan tentang pengiriman pasukannya untuk berperang bersama Rusia di Ukraina.

"Tidak seorang pun dari Hezbollah, baik anggota maupun ahli, pergi ke arena ini atau salah satu arena perang ini," katanya seperti dikutip TV Al Mayadeen yang berbasis di Beirut, pada Jumat (18/3/2022) sebagaimana dilansir The Jerusalem Post.

Baca juga: Rusia Perkuat Cengkeraman di Mariupol, Akses Ukraina ke Laut Azov Hilang

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi lampu hijau kepada 16.000 sukarelawan dari Timur Tengah untuk dikerahkan bersama pemberontak yang didukung Rusia untuk berperang di Ukraina.

"Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," kata Putin di Kremlin, dikutip dari laporan Kompas.com pada (11/3/2022).

Kabar itu dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia.

Dia mengatakan, ada 16.000 relawan di Timur Tengah yang siap datang untuk bertempur bersama pasukan yang didukung Rusia, di wilayah Donbass yang memisahkan diri di Ukraina timur.

Baca juga: Setelah Kritik Invasi ke Ukraina, Eks Wakil PM Rusia Mundur dari Ketua Yayasan Bergengsi

Dukungan pasukan asing untuk serangan Rusia ke Ukraina juga dilaporkan datang dari Suriah.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok non-pemerintah Suriah, melaporkan ada lebih dari 40.000 warga Suriah telah mendaftar untuk melakukan perjalanan ke Ukraina dan berjuang untuk Rusia.

Namun, kelompok itu mengatakan pada Senin (14/3/2022) bahwa tidak ada volunter yang meninggalkan Suriah sejauh ini.

Lebih lanjut SOHR melaporkan bahwa di antara mereka yang menjadi target perekrutan termasuk anggota milisi Al-Qatarji.

Pembayaran untuk “pekerjaan itu” dikabarkan antara 1.500 dollar AS (Rp 21,4 juta) dan 2.500 dollar AS (35,7 juta), kata SOHR, namun tidak ada konfirmasi untuk angka ini.

Baca juga: Setelah Kritik Invasi ke Ukraina, Eks Wakil PM Rusia Mundur dari Ketua Yayasan Bergengsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com