MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (18/3/2022), menuduh Ukraina melakukan kejahatan perang dalam panggilan telepon dengan koleganya dari Perancis.
Dia juga mengatakan bahwa Rusia melakukan segala yang mungkin untuk menghindari kematian warga sipil di Ukraina.
"Perhatian tertuju pada banyak kejahatan perang yang dilakukan setiap hari oleh pasukan keamanan Ukraina," kata Kremlin tentang percakapan telepon antara Putin dan Emmanuel Macron.
Baca juga: Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Kremlin: Bom AS Tewaskan Ratusan Ribu Orang di Seluruh Dunia
"Terutama serangan roket dan artileri besar-besaran di kota-kota Donbas," tambah Kremlin, dikutip dari AFP.
Donbass adalah wilayah industri yang terletak di bagian timur Ukraina dan berbatasan langsung dengan Rusia. Wilayah ini sebagian telah dikuasai oleh separatis pro-Moskwa
Menurut Kremlin, Putin mengatakan kepada Macron bahwa tentara Rusia melakukan segala yang mungkin untuk melindungi kehidupan warga sipil yang damai, termasuk dengan mengatur koridor kemanusiaan untuk evakuasi mereka yang aman.
Dalam panggilan telepon yang menjadi inisiatif dari pihak Perancis, kedua pemimpin negara juga disebut sempat membahas negosiasi yang sedang berlangsung antara Moskwa dan Kyiv untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
Macron diketahui telah memainkan peran utama dalam mencoba meredakan krisis melalui dorongan diplomatik yang membuatnya berbicara dengan Putin secara langsung atau melalui telepon sekitar belasan kali sejak konflik dimulai.
Baca juga: Perundingan Rusia-Ukraina Macet, Putin: Kyiv yang Menghambat
Selama panggilan terakhir yang berlangsung sekitar 1 jam 10 menit, Macron menyatakan keprihatinannya yang ekstrem atas nasib Mariupol, kota pesisir selatan Ukraina yang telah dilanda pemboman hebat dalam beberapa hari terakhir.
Kantor Kepresidenan Perancis mengatakan Macron mendesak pencabutan pengepungan dan akses kemanusiaan ke kota Mariupol, dengan langkah-langkah konkret dan dapat diverifikasi untuk memastikan keselamatan penduduk.
"Presiden Perancis juga sekali lagi menuntut penghormatan segera atas gencatan senjata di Ukraina," kata Istana Elysee.
Terkait kejahatan perang, Kremlin dilaporkan sempat marah setelah Presiden AS Joe Biden menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang.
Pernyataan Biden tersebut merupakan kecaman paling keras dari pejabat AS mana pun sejak perang di Ukraina dimulai tiga pekan lalu.
"Saya pikir dia adalah penjahat perang," kata Biden menjawab pertanyaan wartawan setelah memberikan pidato di Gedung Putih, sebagaimana dilansir CNN, Rabu (16/3/2022).
Biden menyampaikan kecaman keras tersebut setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di depan Kongres AS melalui virtual.
Baca juga: Joe Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Ini Jawaban Menohok Rusia
Kremlin dengan cepat menyerang balik melalu Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, sebagaimana dilansir CGTN.
"Kami percaya retorika seperti itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan dari pihak kepala negara, yang bomnya telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia," kata Peskov kepada kantor berita negara Rusia TASS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.