MOSWKA, KOMPAS.com - Rusia mengutuk langkah Meta Platforms (Facebook) untuk mencabut sementara larangan seruan kekerasan terhadap militer dan kepemimpinan Rusia.
Bahkan dilansir Reuters, seorang anggota parlemen yang berpengaruh menyerukan agar Instagram diblokir di Rusia.
Dalam perubahan sementara pada kebijakan ujaran kebencian, Meta Platform akan memungkinkan pengguna Facebook dan Instagram di beberapa negara untuk menyerukan kekerasan terhadap Rusia dan tentaranya dalam konteks invasi Ukraina.
Baca juga: 18 Tahun Lalu Mark Zuckerberg Luncurkan Facebook, Sejarah Baru Dimulai
"Kebijakan Meta agresif dan kriminal, mengarah pada hasutan kebencian dan permusuhan terhadap Rusia. Ini keterlaluan," kata kedutaan Rusia di Washington dalam sebuah pernyataan pada Jumat (11/3/2022)
"Tindakan perusahaan adalah bukti lain dari perang informasi tanpa aturan yang diumumkan di negara kita," katanya.
Seorang juru bicara Meta mengkonfirmasi bahwa mereka untuk sementara melonggarkan aturannya untuk pidato politik, mengizinkan posting seperti "kematian bagi penjajah Rusia", meskipun tidak akan mengizinkan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia.
Email internal yang dilihat oleh Reuters menunjukkan bahwa pihak Meta juga untuk sementara mengizinkan posting yang menyerukan kematian kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atau Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Baca juga: Jenderal Rusia Diklaim Kembali Terbunuh di Ukraina, Perwira Tinggi Ketiga dalam Delapan Hari
Alexander Khinshtein, kepala kebijakan informasi dan komite TI di State Duma, majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan Duma akan mengajukan banding ke kantor kejaksaan dan Komite Investigasi Rusia atas langkah tersebut.
Tidak jelas tindakan apa yang diharapkan dari badan itu.
"Jika ini benar, maka tentu saja Instagram harus diblokir di Rusia setelah Facebook," katanya.
Facebook dan Instagram sama-sama dimiliki oleh Meta.
Pekan lalu, Rusia mengatakan telah melarang Facebook di negara itu sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai pembatasan akses ke media Rusia di platform tersebut.
"Mereka harus berpikir tentang bagaimana mereka menggunakan platform ini. Mereka menghasut kebencian, dan bahkan lebih dari itu, mereka menyerukan pembunuhan warga Rusia," kata Ketua Duma Vyacheslav Volodin.
Moskwa juga telah menindak perusahaan teknologi, termasuk Twitter, yang dibatasi di negara itu selama invasi ke Ukraina.
Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia Roskosmos, bahkan disebut telah menghapus profil Facebook-nya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.