Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Berseru Perang di Ukraina Tak Akan Pernah Dimenangi Putin

Kompas.com - 09/03/2022, 06:55 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Selasa (8/3/2022) bahwa perang di Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Presiden Vladimir Putin ketika kemarahan global memuncak atas penderitaan warga sipil yang terperangkap dalam invasi Rusia.

Biden, yang berbicara dari Gedung Putih, melancarkan serangan sengit terhadap pemimpin Rusia itu, dengan mengatakan bahwa konflik itu menuntut harga yang mengerikan dan telah menciptakan 2 juta pengungsi.

“Rusia mungkin terus melanjutkan kemajuannya dengan harga yang mengerikan, tetapi ini sudah jelas, Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Putin,” ucap Biden memperingatkan, dikutip dari AFP.

Baca juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata Baru, Persilakan Ukraina Evakuasi Warga

Dia berbicara demikian saat membidik jalur kehidupan ekonomi Moskwa dengan melarang impor minyak dari Rusia.

"Putin mungkin bisa merebut sebuah kota, tapi dia tidak akan pernah bisa menguasai negara," ujar Biden.

Terlepas dari sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya, Putin diketahui terus melanjutkan kemajuan militernya, meski Moskow setuju untuk mendirikan "koridor kemanusiaan" dari empat kota Ukraina pada hari ke-13 invasi.

Kyiv telah mencap koridor sebagai aksi publisitas karena banyak dari rute keluar mengarah ke Rusia atau sekutu mereka, Belarus.

Kedua belah pihak saling menuduh soal pelanggaran gencatan senjata.

Menurut PPB, jumlah pengungsi yang membanjiri perbatasan Ukraina untuk melarikan diri dari kota-kota yang dihancurkan oleh penembakan dan serangan udara Rusia telah melewati angkat 2 juta.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-13 Serangan Rusia ke Ukraina, Presiden China Angkat Bicara, AS Setop Impor Minyak Moskwa

Fenomena ini dilihat sebagai krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II.

Mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin membesar, Biden berjanji AS akan mendukung sekutunya.

"Amerika Serikat akan berbagi tanggung jawab merawat para pengungsi sehingga biaya tidak sepenuhnya dibebankan pada negara-negara Eropa yang berbatasan dengan Ukraina," ungkap dia.

Biden menyatakan bahwa perang Putin telah menyebabkan penderitaan yang sangat besar dan hilangnya nyawa yang tidak perlu, termasuk wanita, anak-anak. 

Dia menuduh pemimpin Rusia itu menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu, baik di sekolah, rumah sakit, dan gedung apartemen.

"Namun, Putin tampaknya bertekad untuk melanjutkan jalan pembunuhannya, apa pun risikonya," ungkap Presiden AS.

Baca juga: China Peringatkan AS dan Barat soal Pengiriman Senjata ke Ukraina

Para pejabat AS mengatakan tujuan menyeluruh Washington adalah untuk membatasi konflik di Ukraina untuk menghindari limpahan yang dapat memprovokasi Putin ke dalam konfrontasi langsung--dan berpotensi nuklir.

Dengan pejabat intelijen AS sekarang percaya Rusia sedang menggali untuk perang yang berlarut-larut, prioritas Washington adalah untuk memompa bantuan militer ke perlawanan Ukraina untuk membantunya melawan.

"Kami akan terus mendukung orang-orang Ukraina pemberani saat mereka berjuang untuk negara mereka," kata Biden, berjanji untuk mendukung mereka melawan tirani, penindasan, dan tindakan kekerasan penaklukan.

"Ketika sejarah perang ini ditulis, perang Putin di Ukraina akan membuat Rusia lebih lemah dan seluruh dunia lebih kuat," seru dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com