Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi Berbeda TV Rusia soal Perang di Ukraina: Salahkan Kyiv Sendiri, Tidak Sebut Invasi

Kompas.com - 07/03/2022, 10:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Tidak ada yang mengilustrasikan realitas alternatif yang disajikan oleh televisi milik pemerintah Rusia dengan lebih baik dari apa yang terjadi pada Selasa (1/3/2022) pukul 00.00 WIB.

Saat BBC World TV membuka laporan hari itu dengan serangan bom yang dilontarkan pasukan Rusia ke menara TV di ibu kota Kyiv, di saat bersamaan TV Rusia mengumumkan bahwa Ukraina menyerang kota-kota mereka sendiri.

Jadi, apa yang dilihat oleh para penonton televisi di Rusia tentang perang? Pesan-pesan apa yang mereka dengar melalui berita? Ini adalah apa yang dilihat oleh orang-orang biasa di Rusia yang menonton televisi pada Selasa, 1 Maret, saat kami menelusuri satu demi satu stasiun televisi di negara tersebut, yang dikontrol oleh Kremlin dan sekutu-sekutu korporasinya.

Baca juga: Rusia Vs Ukraina dan Israel Vs Palestina, Kenapa Perlakuan Media Barat Berbeda?

Acara itu bertajuk Good Morning, tayang di kanal Channel One, salah satu kanal televisi paling populer di Rusia dan dikuasai oleh pemerintah. Penontonnya adalah orang-orang biasa, mirip dengan acara bincang-bincang pagi di banyak negara yang berisi berbagai tema, mulai dari berita, budaya, dan hiburan ringan.

Pada Selasa pagi itu, susunan acara yang biasa disela pada 05.30 waktu Moskwa. Pembawa acara mengumumkan bahwa jadwal hari itu akan diubah "karena peristiwa yang telah terkenal", dan bahwa di hari itu akan ada lebih banyak berita dan perkembangan terbaru.

Buletin ini juga mengatakan bahwa laporan-laporan tentang pasukan Ukraina merusak blokade yang dibuat oleh militer Rusia adalah salah, sengaja dibuat untuk "menyesatkan penonton yang tak berpengalaman".

"Gambar dan video terus dibagikan di internet yang tidak bisa dijelaskan sebagai apa pun, kecuali bahwa itu adalah palsu," jelas sang presenter. Di layar, foto-foto ditampilkan, dengan tulisan penjelasan yang berbunyi "manipulasi visual yang tidak canggih".

Channel One di Rusia menampilkan dua foto kendaraan militer yang sama--foto di bagian atas diberi penjelasan Donbass 2014 sementara foto di bagian bawah diberi tulisan montase Ukraina. Presenter acara itu mengatakan, foto di bagian atas adalah kendaraan Ukraina yang hancur di zona konflik pada 2014, dan foto di bawahnya adalah gambar yang sama, namun dimanipulasi supaya terlihat seperti tank Rusia yang baru dihancurkan. Dia berkata, sebuah Z telah ditambahkan, tanda umum yang diberikan pada peralatan militer Rusia.CHANNEL ONE via BBC INDONESIA Channel One di Rusia menampilkan dua foto kendaraan militer yang sama--foto di bagian atas diberi penjelasan Donbass 2014 sementara foto di bagian bawah diberi tulisan montase Ukraina. Presenter acara itu mengatakan, foto di bagian atas adalah kendaraan Ukraina yang hancur di zona konflik pada 2014, dan foto di bawahnya adalah gambar yang sama, namun dimanipulasi supaya terlihat seperti tank Rusia yang baru dihancurkan. Dia berkata, sebuah Z telah ditambahkan, tanda umum yang diberikan pada peralatan militer Rusia.
Masih di pagi yang sama, pada 08.00 waktu Moskwa, kami menyetel buletin pagi di kanal televisi lain, NTV, yang dimiliki oleh anak perusahaan Gazprom, sebuah firma yang dikontrol oleh Kremlin.

Acara pagi itu nyaris secara eksklusif membahas peristiwa yang terjadi di Donbass, wilayah di sebelah timur Ukraina di mana pada 24 Februari, Rusia menyatakan akan memulai "operasi militer khusus" untuk melakukan demilitarisasi dan denazifikasi Ukraina.

Tidak disebut-sebut adanya bermil-mil konvoi militer Rusia memasuki ibu kota Ukraina, Kyiv, dari Belarus yang terletak di sebelah utara. Di Inggris, konvoi ini menjadi tajuk utama buletin berita BBC Radio 4 setengah jam kemudian.

"Kami memulai berita terbaru dari Donbass. Para pejuang LNR (Republik Rakyat Luhansk) meneruskan serangan mereka setelah melakukan perjalanan sejauh 3 km, sementara unit-unit DNR (Republik Rakyat Donetsk) telah menempuh 16 km," kata presenter NTV.

Sang presenter merujuk pada kelompok-kelompok pemberontak yang didukung Moskwa, yang telah menguasai apa yang disebut sebagai Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk sejak intervensi Rusia di wilayah timur Ukraina delapan tahun yang lalu.

Di Rossiya 1 dan Channel One--dua kanal televisi paling populer di Rusia, keduanya dikontrol oleh pemerintah--pasukan Ukraina dituduh melakukan kejahatan perang di wilayah Donbass. Ancaman untuk warga sipil di Ukraina bukannya datang dari pasukan Rusia, kata presenter Rossiya 1, namun dari para "nasionalis Ukraina".

"Mereka mempergunakan warga sipil sebagai tameng manusia, secara sengaja memosisikan sistem serangan mereka ke area permukiman dan meningkatkan penembakan mereka di kota-kota di Donbass."

Presenter Channel One mengumumkan bahwa pasukan Ukraina "sedang bersiap untuk menembaki rumah-rumah penduduk" dan mengebom gudang-gudang dengan amonia, dalam "aksi provokasi untuk penduduk sipil dan pasukan Rusia".

Baca juga: Ukraina Klaim Dapat Dokumen Rahasia Serangan Rusia, Tunjukkan Rencana Perang 15 Hari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com