KIEV, KOMPAS.com - Invasi Rusia ke Ukraina melambat pada hari kelima, Senin (28/2/2022), tetapi para pakar mengimbau jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.
Para tentara Rusia sedang mempersiapkan serangan di ibu kota Ukraina Kiev dan kota-kota lain. Pada saat yang sama, mereka mencoba menggabungkan pasukannya di selatan negara tetangganya itu.
Kedua strategi tersebut pasti akan membahayakan nyawa lebih banyak warga sipil.
Baca juga: Rangkuman Hari Kelima Serangan Rusia ke Ukraina, Invasi Melambat, Permukiman Kiev Akan Diserang
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan, Rusia frustrasi oleh perlawanan keras Ukraina, dan menyebut setengah dari pasukan Moskwa yang sebelumnya berkumpul di perbatasan sekarang berada di dalam Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lalu mendesak tentara Rusia untuk meletakkan senjata mereka, dengan berkata "selamatkan nyawa kalian".
Akan tetapi para ahli mengatakan, upaya perang Rusia masih jauh dari kehabisan tenaga.
"Mereka tidak macet," kata Olivier Kempf, kepala La Vigie, sebuah konsultan strategi.
"Ini perang, jadi ada kesulitan. Mereka mungkin ada masalah logistik. Tapi terlepas dari apa yang kami diberitahu, mereka membuat kemajuan," katanya kepada AFP.
"Hanya di video game Anda menaklukkan sebuah negara dalam dua hari."
Keunggulan Rusia secara keseluruhan, terutama di angkasa, memberikannya "tingkat kebebasan bergerak yang signifikan di seluruh negeri," kata Nick Brown dari Janes, sebuah dinas intelijen pertahanan Inggris.
"Citra satelit dari barisan panjang kendaraan di tempat terbuka menunjukkan bahwa mereka tetap yakin dengan posisi mereka sendiri dan ketidakmampuan Ukraina untuk mengatasinya," terang Brown.
Baca juga: Rusia Kerahkan Pasukan Besar-besaran Menuju Kiev, Panjang Konvoi Capai 5 Kilometer
Pasukan Ukraina berjuang keras mencegah penyatuan dua sayap serangan Rusia, yang menurut para ahli akan menjadi pengubah keadaan.
Kota pelabuhan strategis Odessa di barat dan Mariupol--masih dipegang oleh Ukraina--di timur adalah target utama kawasan itu bagi Rusia.