Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Nuklir Rusia Siaga Tinggi, Apa Tujuan Putin?

Kompas.com - 28/02/2022, 11:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (27/2/2022) menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Menurut para ahli Barat kepada AFP, itu adalah bagian dari pola peningkatan ketegangan setelah serangannya ke Rusia, tetapi langkah itu kemungkinan adalah gertakan baru yang berbahaya.

Lantas, apa tujuan Putin menempatkan nuklir Rusia dalam siaga tinggi? Berikut penjelasan pakar.

Baca juga: Putin Perintahkan Pasukan Nuklir dalam Siaga Tinggi, Sebut Barat Tak Bersahabat

1. Apa yang dimaksud dengan pasukan nuklir?

Kekuatan Barat termasuk AS dan NATO memprotes keras setelah Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, pasukan nuklir Rusia ditempatkan ke dalam mode tempur khusus.

PBB menyebut ide penggunaan senjata nuklir tidak terbayangkan, sementara Pemerintah Ukraina mengatakan bahwa mereka melihat langkah itu sebagai upaya intimidasi, karena delegasi dari kedua negara bersiap untuk bertemu dalam pembicaraan eksplorasi.

Sama seperti di NATO, sebagian dari senjata nuklir Rusia berada dalam kesiapan konstan dan dapat diluncurkan dalam 10 menit, kata Marc Finaud ahli proliferasi nuklir di Geneva Centre for Security Policy.

"Entah hulu ledaknya sudah terpasang di rudal, atau bomnya sudah ada di atas (pesawat pengebom dan kapal selam)," jelasnya.

Dalam artikel pada Jumat (25/2/2022) untuk Buletin Ilmuwan Atom, pakar Hans Kristensen dan Matt Korda menulis bahwa Rusia menyimpan hampir 1.600 hulu ledak yang dikerahkan.

“Karena pasukan strategis Rusia selalu waspada, pertanyaan sebenarnya adalah apakah (Putin) telah mengerahkan lebih banyak kapal selam atau mempersenjatai para pembom,” tulis Kristensen di Twitter pada Minggu (27/2/2022).

2. Mengapa nuklir Rusia siaga?

Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Kremlin, Moskwa, Senin (21/2/2022).AFP/ALEXEY NIKOLSKY Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Kremlin, Moskwa, Senin (21/2/2022).
Sebagian besar analis menduga bahwa opsi nuklir adalah langkah putus asa akibat kemunduran militer Rusia sejak menyerang Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

"Rusia frustrasi menghadapi perlawanan Ukraina," kata David Khalfa dari Jean Jaures Foundation yang berbasis di Paris, think-tank berhaluan kiri.

Alih-alih kemenangan cepat dengan serangan lapis baja yang mengeklaim sebagian besar wilayah, Moskwa sekarang menghadapi perang gerilya perkotaan, dengan kemungkinan besar korban tentara Rusia", tambahnya.

Eliot A Cohen dari Center for Strategic International Studies (CSIS) di Washington mengatakan, para pemimpin Rusia mengharapkan kampanye yang lebih mudah.

"Fakta bahwa mereka tidak memiliki superioritas udara sekarang empat hari setelah ini, itu cukup mengungkap," katanya kepada AFP.

"Anda mulai melihat kelemahan di medan perang... fakta bahwa mereka belum bisa menduduki kota dan mempertahankannya, itu memberitahumu sesuatu."

Baca juga: Rusia Frustrasi Dapat Perlawanan Keras dan Tak Terduga dari Ukraina

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com