KOMPAS.com - Ukraina dan Rusia setuju membuat koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, kata pejabat dari kedua belah pihak.
Ini jadi satu-satunya kemajuan nyata dari putaran kedua pembicaraan antara Moskow dan Kiev.
Selain hal penting itu, dilansir AFP, berikut perkembangan terbaru dari konflik Rusia-Ukraina, yang sudah memasuki hari kedelapan.
Baca juga: Indonesia Dinilai Tak Berpihak ke Ukraina Meski Setujui Resolusi PBB, Ini Alasannya...
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kemajuan Moskow di Ukraina berjalan "sesuai rencana". Ini disampaikan saat ia membuka pertemuan dengan dewan keamanannya.
Dia juga mengatakan bahwa Rusia sedang berperang dengan "neo-Nazi" dan bahwa "Rusia dan Ukraina adalah satu orang".
Pasukan Rusia merebut pelabuhan Laut Hitam Kherson di Ukraina selatan, kota besar pertama yang jatuh setelah serangkaian kemunduran di Moskow.
Mereka juga menggempur kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, yang tidak memiliki air atau listrik.
Baca juga: Konflik Ukraina Paksa Jerman Pertimbangkan Kembali Arah Kebijakan Energi
Tiga puluh tiga orang tewas setelah pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah, di kota Chernihiv, Ukraina utara, kata gubernur setempat.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, Putin berjanji untuk terus "berjuang tanpa kompromi" melawan apa yang dia sebut sebagai nasionalis di Ukraina.
Setelah itu, Macron mengatakan dia takut "yang terburuk akan datang".
Baca juga: Biayai Kebutuhan Militer, Ukraina Terbitkan Surat Utang
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan pembicaraan langsung dengan Putin, sebagai "satu-satunya cara untuk menghentikan perang".
Dia juga mendesak Barat untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina, dengan mengatakan Rusia akan maju ke seluruh Eropa jika tidak, dengan negara-negara Baltik berada di urutan pertama.
Uni Eropa setuju untuk menyetujui perlindungan sementara bagi pengungsi yang melarikan diri dari perang di Ukraina, yang sejauh ini berjumlah satu juta.
Mereka sementara juga mendirikan pusat kemanusiaan di Rumania.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Kenapa China Abstain di PBB, Bakal Serang Taiwan Juga?