Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Chernobyl, 15 Reaktor Nuklir Ukraina yang Masih Aktif Kini Lebih Mengkhawatirkan

Kompas.com - 26/02/2022, 19:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber NBC News

KIEV, KOMPAS.com - Chernobyl banyak menjadi sorotan minggu ini karena invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, namun kekhawatiran berkembang dari para ahli tentang empat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) aktif yang memasok setengah dari daya negara.

Keempat pembangkit listrik itu, yang terletak di dekat kota-kota besar di Ukraina barat dan selatan, berisi 15 reaktor nuklir yang masih beroperasi.

Baca juga: Radiasi Chernobyl Meningkat Usai Direbut Rusia, Akan Jadi Bom Nuklir?

Kekhawatirannya adalah bahwa bencana nuklir dapat terjadi jika selama konflik fasilitas nuklir tersebut secara tidak sengaja rusak, tidak dirawat atau terputus dari jaringan listrik yang diperlukan untuk mendinginkan reaktor.

Ukraina melaporkan bahwa reaktor tenaga nuklir negaranya masih beroperasi "dengan aman dan selamat," kata Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Jumat (25/2/2022) pagi sebagaimana NBC News.

Namun organisasi tersebut, yang didedikasikan untuk penggunaan energi nuklir secara damai, mengatakan bahwa pihaknya tetap sangat prihatin.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengulangi "imbauannya untuk menahan diri secara maksimal untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat membahayakan keselamatan reaktor (nuklir)," kata badan tersebut.

James Acton, Wakil Direktur Program Kebijakan Nuklir untuk Perdamaian Internasional di Carnegie Endowment, mengatakan lebih peduli tentang empat PLTN Ukraina daripada Chernobyl, lokasi bencana 1986 yang memaksa Uni Soviet untuk meninggalkan kota terdekat dan membuat Zona Eksklusi Chernobyl seluas 1.000 mil persegi.

Baca juga: Presiden Ukraina Bersumpah Terus Melawan Rusia: Ibu Kota Tidak Boleh Jatuh!

Menurutnya, 15 reaktor nuklir aktif dalam 4 PLTN Ukraina itu berada dekat ke kota-kota berpenduduk, dan bahan bakar mereka jauh lebih radioaktif daripada Chernobyl.

"Sederhananya, pembangkit listrik tenaga nuklir tidak dirancang untuk zona perang," tambahnya dalam sebuah unggahan blog pada Jumat (25/2/2022).

Moskwa kata dia, tampaknya sangat tidak mungkin mengizinkan serangan yang disengaja terhadap fasilitas ini. Tetapi tetap saja, perang bisa mengganggu operasi di 15 reaktor nuklir Ukraina yang masih aktif.

Para ahli mengatakan, masalahnya bukan hanya bahwa reaktor mungkin rusak dalam pertempuran, tetapi bahwa staf yang ditugaskan untuk mengoperasikan pembangkit dengan aman mungkin takut bepergian ke tempat kerja.

Mereka yang bertanggung jawab untuk menangani kecelakaan, seperti petugas pemadam kebakaran, juga bisa terhalang pekerjaannya oleh konflik yang sedang berlangsung.

PLTN Ukraina juga menggunakan tenaga listrik untuk mendinginkan reaktor, masalah mungkin timbul jika mereka terputus dari jaringan Ukraina, kata Edwin Lyman, Direktur Keselamatan Tenaga Nuklir untuk Persatuan Ilmuwan Peduli.

Baca juga: Rusia Rebut Chernobyl, Dubes Ukraina: Kalau Meledak Lagi, Seluruh Eropa Kena

Dia menjelaskan, ketika jaringan listrik terputus, generator diesel darurat harus diaktifkan untuk menjaga bahan bakar reaktor tetap dingin. Itu pun punya pasokan bahan bakar yang terbatas.

Listrik juga diperlukan untuk menjaga agar bahan bakar nuklir bekas yang terdapat di kolam penyimpanan basah tidak memanas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com