Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Jam Sebelum Rusia Menyerang Ukraina...

Kompas.com - 24/02/2022, 15:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KIEV, KOMPAS.com - Segera setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada Kamis (24/2/2022), dentum ledakan segera terdengar di seluruh negeri.

Kengerian memekakkan telinga. Ketegangan beberapa waktu terakhir seolah mencapai titik didihnya.

Menteri Luar Negeri Ukraina memperingatkan "invasi skala penuh" sedang berlangsung. Koresponden AFP menyebut, ledakan tak hanya terdengar di Kiev, tapi juga di beberapa kota lainnya.

Sirene serangan udara meraung-raung di pusat Kiev. Mimpi buruk itu akankah kian mendekat? Atau malah sudah terjadi?

Baca juga: Operasi Militer Rusia, Ledakan dan Sirene Serangan Udara Terdengar di Kiev Ibu Kota Ukraina

Putin tak lantas diam. Dia meminta tentara Ukraina meletakkan senjata mereka, dan membenarkan operasi itu dengan mengklaim pemerintah sedang mengawasi "genosida" di timur negara itu.

Kremlin sebelumnya mengatakan para pemimpin pemberontak di Ukraina timur telah meminta bantuan militer Moskow untuk melawan Kiev.

Tingkat serangan itu tidak segera jelas, tetapi Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan skenario terburuk sedang terjadi.

"Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang," cuit Kuleba.

"Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan dirinya sendiri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang," tambahnya.

Baca juga: China Tuduh AS Ciptakan Kepanikan dengan Sanksi ke Rusia terkait Ukraina

Biden juga segera memperingatkan "konsekuensi" untuk Rusia dan bahwa akan ada "kehilangan nyawa dan penderitaan manusia yang sangat besar".

Kepala NATO mengutuk "serangan sembrono dan tidak beralasan" Rusia di Ukraina.

Langkah Putin dilakukan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat seruan emosional pada Rabu (23/2/2022) malam kepada Rusia untuk tidak mendukung "perang besar di Eropa".

Berbicara bahasa Rusia, Zelensky mengatakan bahwa orang-orang Rusia dibohongi tentang Ukraina.

Zelensky mengatakan dia telah mencoba menelepon Putin tetapi "tidak ada jawaban, hanya keheningan".

Dia menambahkan bahwa Moskow sekarang memiliki sekitar 200.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Baca juga: Ukraina Klaim Rusia Lakukan Invasi Skala Penuh, Serang Kota-kota

Pada hari Rabu, pemimpin separatis Donetsk dan Lugansk mengirim surat terpisah kepada Putin, memintanya untuk "membantu mereka mengusir agresi Ukraina". Hal ini dikonfirmasi juru bicara Putin Dmitry Peskov

Kedua surat itu diterbitkan media pemerintah Rusia dan keduanya bertanggal 22 Februari.

Banding mereka datang setelah Putin mengakui kemerdekaan mereka dan menandatangani perjanjian persahabatan dengan mereka yang mencakup kesepakatan pertahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com