Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Langka Salju Turun di Gurun Sahara Terjadi Lagi, Kelima Kalinya dalam 42 Tahun

Kompas.com - 19/01/2022, 12:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Daily Mail

ALGERIA, KOMPAS.com – Fenomena langka salju turun di Gurun Sahara kembali terjadi pada tahun ini.

Diberitakan Daily Mail, Selasa (18/1/2022), salju telah mengendap di pasir Gurun Sahara setelah suhu turun di bawah titik beku bulan ini.

Es menyelimuti bukit pasir dalam fenomena langka di gurun terbesar di dunia ini.

Baca juga: Pemandangan Pegunungan di Arab Saudi yang Diselimuti Salju sejak Tahun Baru

Pada hari biasanya, suhu udara di Gurun Sahara bisa mencapai 136,4 derajat Fahrenheit atau 58 derajat Celcius.

Sementara, belum lama ini suhu udara sempat turun mencapai 28 derajat Fahrenheit atau -2 derajat Celcius.

Daily Mail mengungkap fotografer Karim Bouchetata telah menangkap gambar menakjubkan dari salju dan es di Kota Sefra di barat laut Algeria pada Senin (17/1/2022).

Es telah menciptakan pola yang menakjubkan di pasir setelah daerah itu melihat percikan salju turun secara tak terduga.

Hujan salju yang terjadi pada awal tahun ini adalah kelima kalinya dalam 42 tahun terakhir.

Kejadian hujan salju di kota itu sebelumnya pernah terjadi juga pada 1979, 2016, 2018 dan 2021.

Dalam kasus hujan salju seperti yang terlihat bulan ini di Algeria, sistem tekanan tinggi dari udara dingin telah berpindah ke gurun, menyebabkan suhu yang lebih rendah.

Baca juga: Puluhan Orang Meninggal Setelah 125.000 Mobil Terjebak Macet dalam Badai Salju

Ain Sefra yang dikenal sebagai The Gateway to the Desert sendiri berada sekitar 3.000 kaki di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh Pegunungan Atlas.

Foto salju dan es di kota Ain Sefra di barat laut Aljazair yang diabadikan fotografer Karim Bouchetata mengambil pada Senin (17/1/2022).Karim Bouchetta/Bav Media via Daily Mail Foto salju dan es di kota Ain Sefra di barat laut Aljazair yang diabadikan fotografer Karim Bouchetata mengambil pada Senin (17/1/2022).

Gurun Sahara seperti diketahui merupakan gurun yang menutupi sebagian besar Afrika Utara dan telah mengalami perubahan suhu dan kelembapan selama beberapa ratus ribu tahun terakhir.

Meskipun Sahara sangat kering hari ini, wilayah diperkirakan akan kembali hijau dalam waktu sekitar 15.000 tahun.

Pada tahun lalu, unta terlihat dikelilingi salju saat Afrika Utara dicengkeram oleh suhu ekstrem di musim panas dan musim dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com