Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Lihatlah Masa Depan dan Tetap Fokus”, Xi Jinping Sampaikan Pesan Tahun Baru 2022

Kompas.com - 01/01/2022, 07:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping menekankan pentingnya mempertahankan "fokus strategis" dalam pidato Tahun Baru 2022, dan memperhatikan "potensi risiko" dalam visi jangka panjang Partai Komunis China untuk mengubah negaranya menjadi kekuatan global.

Xi Jinping pada 2021 menyatakan bahwa China telah mencapai tujuannya untuk membangun apa yang disebut masyarakat "cukup makmur", sebuah capaian dalam perjalanannya untuk menjadi pemimpin global pada 2049, peringatan 100 tahun berdirinya Republik Rakyat China.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Kabar Baik Tentang Varian Omicron | Kaleidoskop Internasional 2021

"Kita harus selalu menjaga perspektif jangka panjang, tetap memperhatikan potensi risiko, mempertahankan fokus dan tekad strategis, dan 'mencapai (isu) yang luas dan besar sambil menangani hal-hal yang rumit dan kecil'," kata Xi dalam pidato yang disiarkan televisi melansir Reuters pada Sabtu (31/12/2021).

China, tempat virus corona pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019, telah mencatat fokus pada pencapaiannya di masa lalu dan sekarang. Termasuk dengan cepat mengendalikan Covid-19 ketika ekonominya berusaha pulih dari kemerosotan pandemi, dan ketika hubungan dengan Amerika Serikat (AS) merosot ke titik terburuk.

Xi mengatakan penyatuan lengkap "tanah air" adalah aspirasi yang dimiliki oleh orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan, mengacu pada pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri yang dianggapnya sebagai wilayah "suci".

“Saya sangat berharap bahwa semua putra dan putri bangsa China akan bergabung untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa kita,” katanya.

Baca juga: Pelanggar Aturan Covid di China Dihukum dengan Dipermalukan di Depan Umum

Awal pekan ini, seorang pejabat Beijing memperingatkan bahwa China akan mengambil "langkah drastis", jika Taiwan yang sangat demokratis bergerak menuju kemerdekaan formal.

Xi juga menekankan pentingnya stabilitas di Hong Kong bekas jajahan Inggris dan Makau bekas wilayah yang dikelola Portugis. Masing-masing wilayah itu kembali ke China pada 1997 dan 1999.

Di bawah kesepakatan serah terima, Hong Kong dijanjikan bahwa kebebasan individunya yang luas, termasuk kebebasan berbicara, akan dilindungi.

Tetapi para aktivis mengeluh bahwa kebebasan itu telah terkikis sejak China mengesahkan undang-undang keamanan nasional baru pada 2020.

Aturan itu dinilai menghancurkan perbedaan pendapat di tengah protes jalanan pro-demokrasi dan anti-China yang diwarnai kekerasan setahun sebelumnya.

Baca juga: China Larang Pemain Timnas Sepak Bola Bertato

Pejabat China dan Hong Kong telah membela hukum yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Xi tidak berbicara tentang produk domestik bruto China dalam pidatonya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com