Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Kucing Hitam, Mengapa Dianggap Bawa Nasib Buruk?

Kompas.com - 18/12/2021, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu takhayul tertua dan tampaknya abadi adalah tentang kucing hitam.

Dikatakan bahwa berpapasan dengan kucing hitam akan membawa nasib buruk.

Kucing berwarna gelap saat ini menjadi simbol Halloween modern, dan ini semakin memberi mereka reputasi sebagai makhluk seram.

Mengapa bisa seperti itu? Mengapa mitos semacam ini bisa muncul?

Baca juga: 5 Fakta Menarik Kucing Hitam yang Sering Dikaitkan dengan Nasib Buruk

Asal Usul Takhayul Kucing Hitam

Hubungan antara manusia dan kucing dapat ditelusuri kembali ke beberapa peradaban paling awal di dunia, terutama Mesir kuno.

Dilansir History, saat itu, kucing dianggap sebagai simbol ilahi. Kucing muncul dalam beberapa mitologi Yunani.

Sejumlah sosok mitologi digambarkan memiliki kucing sebagai hewan peliharaan yang familiar. Dia jadi makhluk supranatural yang membantu penyihir, menurut cerita rakyat Eropa.

Catatan tertulis menghubungkan kucing hitam dengan okultisme sejak abad ke-13 ketika dokumen resmi gereja yang disebut "Vox in Rama" dikeluarkan oleh Paus Gregorius IX pada 13 Juni 1233.

“Di dalamnya, kucing hitam dinyatakan sebagai inkarnasi Setan,” kata Layla Morgan Wilde, penulis "Black Cats Tell: True Tales And Inspiring Images."

“Dekrit tersebut menandai awal dari inkuisisi dan perburuan bidat dan/atau penyihir yang disetujui gereja."

"Awalnya itu dirancang untuk menghancurkan kultus Luciferian yang berkembang di Jerman, tetapi dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa,” tambahnya.

Baca juga: 5 Fakta Kucing Hitam, Diyakini Bawa Hoki hingga Pertemukan Jodoh?

Kucing dianggap Ancaman bagi Gereja

Selain asosiasi awal mereka dengan setan, kucing juga menjadi terkait erat dengan penyihir di Eropa abad pertengahan.

Meskipun gereja Kristen awal di Eropa hidup berdampingan dengan penyihir, ketika gereja memperoleh kekuasaan, penyihir dianggap sebagai pesaing langsung mereka.

Saat itulah gereja mulai berburu, menganiaya, menyiksa, dan membunuh penyihir dalam jumlah besar.

Penyihir menghormati alam, memiliki rasa hormat yang dalam terhadap tumbuhan dan hewan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com