Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Migran Ilegal Jadi Korban Kapal Karam di Malaysia: Menguak Mafia dan Sindikat Penyelundup Manusia

Kompas.com - 17/12/2021, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Insiden kecelakaan kapal yang menewaskan belasan pekerja migran ilegal Indonesia di perairan Johor Bahru ke Malaysia, disebut melibatkan mafia dan sindikat penyelundup manusia.

Kapal yang ditumpangi sekitar 50 WNI yang diduga kuat sebagai pekerja migran ilegal mengalami kecelakaan dalam perjalanannya dari Tanjung Pinang di Kepulauan Riau ke Johor Bahru di Malaysia Rabu (15/12/2021).

Hingga Kamis (16/12/2021) sore, sebanyak 14 orang dinyatakan selamat. Namun, 19 orang meninggal dunia, sementara 17 orang lainnya hingga kini masih dalam pencarian.

Baca juga: 11 WNI Tewas dan 27 Orang Hilang Setelah Kapal Tenggelam di Malaysia

Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyebut insiden ini menjadi pintu masuk untuk membuka tabir keterlibatan mafia dan sindikat dalam penempatan ilegal pekerja migran ke Malaysia melalui Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, yang terus berulang.

"Polanya kita sudah tahu, pintu keluar masuk kita juga sudah tahu, tapi kita ingin lebih membongkar siapa di baliknya, baik bandar, baik pemodal yang selama ini ada di balik penempatan tidak resmi ke Malaysia melalui Kepulauan Riau," ujar Kepala BP2MI Benny Rhamdani, Kamis.

Duta Besar Indonesia di Malaysia Hermono mencatat setidaknya ada lima insiden penyelundupan pekerja migran tak berdokumen dari Indonesia ke Malaysia dalam tiga bulan terakhir. Padahal, Malaysia sampai saat ini masih menutup diri dari pekerja asing.

"Karena mereka tidak bisa masuk ke Malaysia melalui jalur yang benar, maka mereka menggunakan jalur yang ilegal. Tapi sebetulnya ini masalah klasik," kata Hermono kepada BBC News Indonesia, Kamis.

Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan, banyak pekerja migran Indonesia mempertaruhkan nyawa menempuh jalan pintas tersebut karena dianggap jalur yang termurah meskipun risikonya sangat tinggi.

Baca juga: Update Kapal Tenggelam di Malaysia: 18 WNI Tewas

Jalur penyelundupan

Belum diketahui bagaimana nasib mereka yang hingga kini masih dalam pencarian, namun mereka yang hilang bisa jadi sudah meninggal, atau selamat tapi bersembunyi karena menghindari penangkapan aparat, kata Hermono,

"Mereka ini tujuannya jelas untuk bekerja di Malaysia," terangnya, menjelaskan alasan keberangkatan puluhan WNI itu ke Malaysia dengan menempuh perjalanan yang berisiko menggunakan kapal motor.

"Malaysia sendiri sampai saat ini masih tertutup untuk pekerja asing," ujar Hermono.

Kendati Malaysia hingga kini masih menutup diri bagi pekerja asing, namun penempatan pekerja tak berdokumen dari Indonesia ini masih terus terjadi.

Ia mencatat, dalam tiga bulan terakhir ada sekitar lima hingga enam kali insiden penyelundupan pekerja migran tak berdokumen asal Indonesia ke Malaysia.

Baca juga: Kapal Tenggelam di Malaysia Angkut 50 Buruh Migran Indonesia, 18 Orang Tewas, 18 Masih dalam Pencarian

Tim KJRI Johor Bahru di lokasi kejadian.KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI Tim KJRI Johor Bahru di lokasi kejadian.

"Ada yang meninggal, ada yang tertangkap hidup-hidup, ada juga musibah besar seperti sekarang ini," tuturnya.

Modus yang biasa dilakukan, jelas Hermono, kapal yang ditumpangi pekerja migran itu tidak merapat ke pantai, namun berhenti agak jauh dari pantai di pesisir Malaysia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com