Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aknolt Kristian Pakpahan
Dosen Univeristas Katolik Parahyangan

Dosen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Katolik Parahyangan

Babak Baru Jerman di Bawah Olaf Scholz

Kompas.com - 12/12/2021, 09:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERALIHAN tongkat kepemimpinan Jerman terjadi pada 8 Desember 2021 lalu. Angela Merkel yang telah memimpin Jerman sebagai Kanselir Jerman selama 16 tahun secara resmi menyerahkan tongkat kepemimpinan Jerman kepada Olaf Scholz.

Hal ini sekaligus menunjukkan era baru Jerman dengan koalisi tiga partai, yaitu Partai Sosial Demokrat (Social Democratic Party/SPD), Partai Hijau (The Greens), dan Partai Demokrat Bebas (Free Demoratic Party/FPD).

Olaf Scholz bukanlah orang baru dalam struktur Pemerintah Jerman. Scholz merupakan mantan wakil kanselir dan juga menteri keuangan pada era Merkel.

Lalu, bagaimana arah Jerman di bawah kabinet Scholz kedepannya dan bagaimana dampaknya terhadap hubungan Indonesia-Jerman?

Situasi Eropa

Scholz menghadapi situasi yang tidak mudah terutama berkaitan dengan situasi pandemi Covid-19 di Eropa (dan Jerman sendiri) serta ancaman instabilitas politik di Eropa terkait situasi Rusia-Ukraina dan Polandia-Belarus.

Melihat kabinet dengan koalisi tiga partai (SPD-Partai Hijau-FPD), arah kebijakan Jerman akan terfokus pada penanganan pandemi Covid-19, investasi hijau berkelanjutan (green/sustainable investment), dan penguatan integrasi Eropa.

Situasi domestik terkait pandemi Covid-19 merupakan tantangan pertama yang harus dihadapi Scholz.

Data Robert Koch Institute (RKI) per 10 Desember 2021, melaporkan ada 61.288 kasus Covid-19 baru dan 484 pasien meninggal.

RKI juga mencatat, jumlah penduduk yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai 72,4 persen dari total populasi, vaksinasi lengkap (dosis kedua) 69,4 persen, dan persentase yang sudah mendapatkan booster/dosis ketiga 21,3 persen.

Menggunakan data dari Worldometer, sampai 12 Desember 2021, tercatat jumlah kasus aktif di Jerman adalah 1.026.771 kasus.

Serangan gelombang keempat pada November 2021, membuat sejumlah fasilitas kesehatan Jerman kewalahan sehingga harus mengirimkan sebagian pasien Covid-19 ke negara-negara tetangga seperti Belanda.

Perlu ada kebijakan tegas untuk meredam semakin bertambahnya kasus baru dan kasus aktif di Jerman.

Scholz memulai kebijakan pengendalian Covid-19 dengan menunjuk seorang ahli epidemiologi Karl Lauterbach sebagai menteri kesehatan yang baru.

Hal ini juga dibarengi dengan pembatasan mobilitas nasional bagi mereka yang belum divaksin.

Scholz juga merencanakan kewajiban vaksinasi bagi para pekerja publik dan medis serta tindakan tegas gerakan anti-lockdown yang marak di dunia maya (online).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com